Diriku yang Aku Kenal

Hai, ini Aku

Diriku yang Aku Kenal

#30DaysWritingChallenge

DAY 1 : Describe your personality 

Kalimat pembuka dulu, ya. Jadi hari ini aku abis nonton filmnya Kak Gitasav dan perasaanku kayak campur aduk gitu (nanti di next post bakal aku jelasin tanpa spoiler) dan di akhir film aku berpikir bahwa aku harus melakukan sesuatu (ceritanya aku tuh terinspirasi sama Kak Gita). Dan jeng... jeng... pas buka aplikasi Instagram dan lihat-lihat insta stories, aku tertahan di insta stories-nya Kak Seruni Puti (@ssseruni) dan nemuin challenge ini. Berasa nemu harta karun! Aku sedang benar-benar butuh inspirasi untuk menulis kemudian tiba-tiba menemukan challenge ini. Tanpa pikir panjang, aku langsung yakin bahwa aku akan mengikuti challenge ini. Terima kasih Kak Cuni. Ini bukan pertama kalinya aku menulis gara-gara liat insta stories-nya Kak Cuni, sebelumnya aku juga pernah menulis tentang bahasa cinta. Terima kasih Kak untuk selalu menginspirasi.

Oke, kayaknya pembukanya kepanjangan. 

Sesuai dengan tema hari ini, aku bakal nulis tentang kepribadianku. Tipe kepribadianku sendiri adalah INFP, sudah bisa dipastikan bahwa aku adalah seorang introvert. Namun, aku bukan seorang penyendiri kok. Aku nyaman berkumpul dan bergaul dengan orang lain. Dari kecil, aku juga gak pernah merasa kesulitan buat bergaul. Cuma... cuma... aku tuh gak bisa langsung akrab sama seseorang, kecuali memang menemukan orang yang satu frekuensi. Kalo memang satu frekuensi, pertemuan pertama pun akan terasa seperti sudah ratusan tahun mengenalnya. Auto akrab kuadrat pokoknya.

Hal lainnya tentang diriku adalah gak enakan. Yap, kayaknya aku sering banget merasa serba salah dan marah kepada diriku sendiri gara-gara aku tuh gak enakan. Hal ini seperti koin yang mempunyai dua sisi yang saling bertolak belakang. Di sisi pertama, aku akan lebih menghargai dan memikirkan perasaan orang lain sebelum mengambil keputusan. Namun, di sisi lainnya, aku jadi lebih sering menyakiti diriku sendiri, karena selalu menganggap bahwa perasaan orang lain dan kepentingan bersama itu lebih penting dari perasaan dan kepentinganku sendiri. Tapi, meskipun gak enakan, beberapa orang juga mungkin akan mengatakan bahwa aku egois. Ketahuilah, sebenarnya gak ada niatan sama sekali untuk bersikap demikian, tapi ada beberapa hal yang tak mungin aku jelaskan, sehingga memutuskan sesuatu sendirian. Sejujurnya, aku juga merasa bersalah karena tak dapat menjabarkan setiap alasan. Mungkin ada yang berpikir, “kok bisa sih, gak enakan tapi berbuat seenaknya?” hmmm, bagaimana ya, aku rasa manusia memang memiliki keduanya, hanya saja salah satu biasanya lebih mendominasi. 

Selanjutnya adalah aku mudah tersinggung, tetapi tak banyak yang sampai mengambil hati. Yap, begitulah. Satu hal yang aku percaya, mudah tersinggung adalah sifat alami manusia, sedangkan mengenai apakah hal tersebut sampai diambil hati atau tidak, itu adalah kuasa manusia. Aku bisa saja merasa tersinggung dan sakit hati oleh seseorang, tapi beberapa detik kemudian aku sudah tak lagi memikirkannya dan kembali lagi bersikap biasa pada orang tersebut. Kukira, beberapa orang memang kadang tak sengaja, meskipun yang lainnya kadang melakukannya dengan sengaja. 

Hmmm, kira-kira apalagi, ya? 

Oh ya, ini salah satu hal yang agak penting mengenai kepribadianku. Aku suka berada di keramaian, suka berada di antara orang-orang, suka berbincang bersama mereka, bermain bersama, bersenang-senang bersama, aku suka segala hal di mana ada orang lain di dalamnya, sayangnya bukan untuk jangka waktu yang terlalu lama. Aku perlu waktu untuk menikmati hidupku tanpa ada yang lainnya, aku perlu waktu untuk berdialog dengan diriku sendiri, aku perlu waktu untuk memahami diriku sendiri. Aku memang berteman dengan sunyi, tapi bukan berarti aku menyukai sepi. Tidak sama sekali. Aku butuh waktu sendirian untuk kembali mengumpulkan energi agar dapat kembali menjadi bagian dalam sebuah perkumpulan. 

Nah, barangkali itulah yang bisa kutuliskan tentang diriku yang aku kenal. Percayalah, satu-satunya orang yang paling mengenal kita adalah diri kita sendiri, walau kadang kebimbangan menghampiri. 

Mungkin di luar sana ada yang sama sepertiku, aku hanya ingin menyampaikan bahwa segalanya baik-baik saja.

Semoga tulisan ini sesuai dengan tema hari ini ya, wkwk. Semoga kita semua senang, selalu senang, dan akan selalu senang~


0 Comments