Between Words | Devi Sofiyanti

Bagaimana jika semua yang kamu mimpikan luruh perlahan, bahkan sampai kamu tidak menyadari kapan perginya semua impian?

Mohon maaf ini gambarnya diganti latarnya jadi gak HD huft


Hai, aku Dev.

Seseorang yang merasa kehilangan mimpinya begitu saja. Tidak pernah tahu kapan persisnya. Semua harapan itu memuai dan  hilang begitu saja. Sampai suatu pagi, aku menyadari bahwa diriku telah berjalan jauh meninggalkan semua angan-angan tentang masa depan yang selalu kupikir akan menyenangkan, jika aku bisa menggapai semua impian itu. Semuanya terasa semakin menjauh. Aku merasa semakin hilang arah dan tersesat dalam labirin yang seperti tidak ada ujungnya.

Aku tidak lagi membaca buku-buku, tidak pula menonton film, banyak kanvas berisi lukisan yang belum sempat terselesaikan, yang kulakukan hanya sesekali mendengarkan beberapa lagu yang kusuka untuk merasa tetap terhubung dengan diriku. Hanya itu.

Beberapa buku yang sudah terbaca sebagian, selalu berakhir aku abaikan. Hingga suatu hari, teman-temanku mengajakku untuk membaca bersama secara virtual. Pertemuan demi pertemuan lewat layar kaca itu ternyata mampu mengembalikan apa yang selama ini telah hilang tanpa aku sadari—diriku.

Aku menemukan kembali diriku setelah membaca buku yang hampir satu tahun aku abaikan. Aku ingat sekali bahwa buku ini kubeli sebagai salah satu hadiah ulang tahun untuk diriku sendiri tahun lalu. Buku yang hanya kubaca sebagian saat perjalanan pulang ke kampung halaman untuk sejenak berlibur dari penatnya hari-hari penuh kesibukan dan tumpukan pekerjaan (sekarang aku punya banyak sekali waktu).

Buku itu berjudul Sang Alkemis karya Paulo Coelho

Buku yang bercerita tentang perjalanan si anak mencari harta karunnya.

Buku berisi dua bagian ini mampu membuatku menemukan kembali apa yang telah lama hilang dari diriku. Aku menemukan kembali aku yang penuh mimpi.

Kisah perjalanan Santiago membuatku menemukan banyak makna kehidupan. Beberapa di antaranya yaitu tentang percaya pada impian dan tentang percaya bahwa segala hal yang telah ditakdirkan untuk kita akan selalu menemukan jalannya untuk kita temukan. Buku ini juga mengajarkan bahwa selalu ada hikmah dari setiap kejadian yang terjadi dalam hidup kita. Buku setebal 221 halaman ini memiliki alur yang cukup lambat, namun aku sama sekali tidak merasakan bosan saat membaca (ya, kali ini tidak). Aku benar-benar menikmati setiap kata yang terdapat di dalam buku ini. 

Salah satu bagian yang paling aku sukai dari buku ini adalah dialog padang pasir dan si anak tentang cinta. 

Begini kurang lebih... 

Padang pasir bertanya pada si anak, apa itu cinta? Lalu, si anak menjelaskan bahwa cinta adalah burung elang yang terbang melintasi si padang pasir. Sebab bagi burung elang itu, padang pasir merupakan tempat ia mencari makan. Dia mengenal dengan jelas segala hal yang ada di padang pasir. Namun, padang pasir berkata bahwa paruh burung elang membawa serta butir-butir pasirnya, bagian dirinya. Padang pasir berkata lagi, selama bertahun-tahun ia memelihara buruannya, memberinya makan dengan sedikit air yang ia miliki, dan menunjukkan kepada burung elang di mana dia bisa mendapatkan buruannya. Namun, saat ia sedang bersenang hati karena binatang buruan hidup di permukaannya, burung elang datang dan menyambar apa yang telah padang pasir ciptakan. Lalu si anak menjawab bahwa itulah tujuan padang pasir menciptakan binatang buruan. Untuk memberi makan burung elang, burung elang untuk memberi makan manusia, dan pada gilirannya manusia itu akan menghidupkan bentangan pasirnya, dan binatang buruan itu akan kembali berkembang biak. Begitulah rantai kehidupan. 

Berdasarkan dialog si anak dan padang pasir, menurutku cinta adalah memberikan apa yang kita punya dengan tulus, sebab apa yang kita berikan pasti akan kembali lagi pada kita. Mungkin terkadang kita merasa telah banyak memberi, bahkan merelakan sebagian diri kita ikut hilang bersamanya, namun semua itu tak pernah berbalas. Sayangnya, kita lupa bahwa tak semua yang telah kita berikan akan kembali dalam bentuk yang sama seperti yang kita inginkan. Begitu pula dalam mengejar impian, terkadang kita merasa lelah karena merasa terus berusaha, mengerahkan segala apa yang kita bisa, namun tak pernah ada hasilnya. Barangkali, hasil sesungguhnya adalah kebaikan lainnya yang timbul karena kerja keras kita, mungkin tak seperti yang kita inginkan, tapi kita telah berhasil. 

Bahkan menurutku, di dalam buku ini, proses mencari harta karun itu sendirilah yang merupakan 'harta karun' bagi si anak. Hasil di akhir memang dia dambakan. Namun, dalam perjalanan panjangnya mencari harta karun, dia menemukan harta karun yang jauh lebih berharga—pengalaman. Pencarian tersebut telah membuatnya menemui banyak orang-orang hebat, kejadian-kejadian menakjubkan, dan dirinya sendiri. Membuatnya menjadi seorang yang lebih bijak. Aku mengagumi sikap pantang menyerah si anak, walaupun berkali-kali ia sempat berpikir untuk tidak melanjutkan perjalanan mencari harta karun ini, namun ia selalu kembali lagi yakin pada tujuannya, keyakinan itulah yang mengantarkannya bertemu dengan harta karunnya. 

Selain dialog tersebut, banyak sekali pesan yang terkandung dalam setiap dialog dan narasi dalam buku ini. Berikut beberapa kutipan yang paling aku sukai dari buku Sang Alkemis karya Paulo Coelho.

“Bahwa kalau kau sungguh-sungguh menginginkan sesuatu, seisi jagat raya pasti akan bersatu padu untuk membantumu.” —hal 57

"Ada hal-hal yang tidak perlu dipertanyakan, supaya kau tidak melarikan diri dari takdirmu.” —Hal 63

“Kau harus selalu tahu pasti, apa yang kauinginkan” —Hal 81

"Setiap orang punya cara masing-masing untuk mempelajari sesuatu."—Hal 116

“Orang dicintai karena dia memang dicintai. Tak perlu ada alasan untuk mencintai.” —Hal 165

“Jadi, aku mencintaimu karena seisi jagat raya ini bekerja sama membantuku menemukanmu.” –Hal 165

“Katakan pada hatimu, rasa takut akan penderitaan justru lebih menyiksa daripada penderitaan itu sendiri. Dan tak ada hati yang menderita saat mengejar impian-impiannya, sebab setiap detik pencarian itu bisa diibaratkan pertemuan kembali dengan Tuhan dan keabadian.” —Hal 175

“Artinya hanyalah hatimu berbuat sebisanya untuk menolongmu” —Hal 181

Setelah selesai membaca buku ini, aku merasa menemukan kembali kepingan-kepingan diriku. Aku merasa bahwa buku ini berisi penuh cinta. Cinta yang murni. Cinta yang yakin bahwa segala hal yang ditakdirkan untukmu akan selalu menemukan jalannya kepadamu. Tak peduli seberapa jauh dan seberapa lama waktu yang harus ditempuh. Lewat hal-hal yang bahkan tak pernah kamu pikirkan sebelumnya. Dari buku ini pula aku sadar, bahwa setiap orang memiliki caranya tersendiri dalam mempelajari sesuatu. 

Buku ini juga membuatku merenung, sebab beberapa bagian di dalamnya membahas mengenai bagaimana seharusnya manusia hidup, salah satunya adalah dengan tidak terlalu berlebihan dalam mengkhawatirkan sesuatu karena segala yang terjadi di dalam kehidupan ini telah dituliskan oleh tangan yang sama. Kita hanya perlu percaya dan hidup dengan sebaik-baiknya. Si Anak seringkali membuatku kagum dan merenung dalam waktu yang bersamaan. Setiap tantangan dan permasalahan selalu dihadapinya dengan pikiran yang tenang dan keyakinan bahwa akan selalu ada kebaikan di depan. Dari situ, aku kembali yakin untuk menghidupkan kembali mimpi-mimpi yang sempat terlupakan, karena "kalau kau sungguh-sungguh menginginkan sesuatu, seisi jagat raya pasti akan bersatu padu untuk membantumu.


Tidak ada kata terlambat kan untuk memulai semuanya kembali? 

Karena yang terlambat hanya reporter dan atlet anggar...

Terkadang, beberapa hal memang pernah terhenti, namun tidak ada salahnya untuk kembali melanjutkan lagi, begitu pula dengan mimpi-mimpi kita. 


 

 

 

 

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

TEMUKAN SAYA

TERPOPULER

  • Orang Asing di Sudut Ruangan
  • Sang Alkemis—Mengembalikan Mimpi yang Sempat Hilang
  • BDHK: Setelah Hari Itu #3
  • BerbicaraTentangBuku: Novel P. S. I Still Love You karya Jenny Han
  • BerbicaraTentangBuku: Novel Le Petit Prince karya Antoine de Saint-Exupery
  • Lazuardi: Suatu Awal
  • BerbicaraTentangBuku: Stories for Rainy Days
  • BerbicaraTentangBuku: Kumpulan Cerita Madre karya Dee Lestari
  • Tentang Peter dan Wendy
  • Kepada yang menuliskan nama di atas pasir

KATEGORI

  • #30DaysWritingChallange 10
  • Cerita 24
  • Cerita Bersambung 2
  • DAY 1 : Describe your personality 1
  • Lazuardi 2
  • Puisi 5
  • Serba-serbi Perbukuan 15
  • Tentang Film 5
  • Tentang Kehidupan 42
  • Ulasan Buku 18
Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
deefesef
Hi, Devi di sini! Menuliskan apa yang tidak akan pernah dia baca, juga menulis tentang berbagai rasa dan tanya, serta banyak hal lainnya. Temui saya di : @deefesef (Instagram)
Lihat profil lengkapku

ARSIP

  • ▼  2025 (1)
    • ▼  Oktober (1)
      • Sang Alkemis—Mengembalikan Mimpi yang Sempat Hilang
  • ►  2023 (1)
    • ►  Juli (1)
  • ►  2020 (85)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  September (27)
    • ►  Agustus (16)
    • ►  Juli (7)
    • ►  Juni (8)
    • ►  Mei (9)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (4)
  • ►  2019 (13)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2018 (5)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  Januari (1)
  • Beranda
  • Rangkaian Kata
  • Ulasan Buku

© - Devi Sofiyanti | Designed by OddThemes