BerbicaraTentangBuku: Tempat Paling Liar di Muka Bumi karya Theoresia Rumthe dan Weslly Johannes

Berbicara tentang buku. 
Entah kenapa akhir-akhir ini selalu tergerak untuk membeli buku puisi dan akhirnya pilihanku kali ini tertaut pada buku puisi karya Theoresia Rumthe dan Weslly Johannes.

Sekilas tentang buku kumpulan puisi Tempat Paling Liar di Muka Bumi
Judul : Tempat Paling Liar di Muka Bumi
Penulis : Theoresia Rumthe & Weslly Johannes
Jumlah halaman : 104 halaman
Tahun terbit : Cetakan kedua, Desember 2016
ISBN : 978-602-03-3177-5
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Tempat Paling Liar di Muka Bumi
 
Sampul buku ini berawarna putih dengan ilustrasi seorang perempuan dan laki-laki, mereka terlihat seolah tengah menulis. Di bagian bawah tertera dua nama penulisnya. Seperti ini fotonya: 



Saat pertama kali melihat buku ini aku belum merasa tertarik, tapi di pertemuan kedua kita dari balik layar ponsel akhirnya aku tertarik dan memutuskan untuk memilikinya. Agak sulit untuk mengulas buku puisi, karena isinya berdiri sendiri-sendiri, walau memang selalu ada keterkaitan di antaranya. Tapi, karena buku ini ditulis oleh dua orang, aku merasa buku ini begitu ‘nyambung’. Yang satu mewakili perasaan perempuan, yang satu mewakili si lelaki. Saling melengkapi.

Tempat Paling Liar di Muka Bumi karya Theoresia Rumthe dan Weslly Johannes ternyata menyimpan banyak hal indah di dalamnya yang dikemas dengan rasa manis yang tak berlebihan oleh keduanya. Membaca buku puisi ini entah kenapa membuatku merasa seperti memiliki seorang kekasih wkwk. 

Yuk, intip sedikit isi puisinya! Di bawah ini akan aku tuliskan puisi-puisi dari halaman 68-69.

Kuasa Perpisahan

perpisahan perlu sedikit iman
karena melangkahkan kaki
dapat menjadi perihal yang mustahil,
seperti memindahkan sebuah gunung

dari kerumunan yang mengungkap kesunyian
aku memikul langkah-langkah yang berat
untuk kembali ke pantai itu sekali lagi
memecahkan teka-teki lahirnya lagu-lagu

dan lagu itu dirimu, pikiran yang menemukan kata
perasaan-perasaan yang menemukan nada-nada
apa kuasa malam-malam paling sunyi di bumi
bila telah kupunyai di dalam diriku, satu lagu

yang selalu baru tiap hari:
 
[WJ // 20 Maret: 22.14 ada kamu dan air putih, hangat]

”semoga kita bertemu di sebuah waktu di mana semuanya lebih natural dan sederhana. sesungguhnya tuhan itu pencinta. Ia lebih paham.” –Theoresia Rumthe 

adalah kuasa 

perpisahan adalah sebuah kuasa, seperti gelap yang berpisah sementara dari terang. Laut dan batas cakrawala. Debur ombak dan talit di pantai

perpisahan pun adalah jarak-jarak: jarak paling sederhana seperti mata yang satu dengan mata yang lain, hidung dengan bibir, alis dan kumis. Perpisahan memang perlu sedikit iman: bagaimana tuhan memisahkan segala sesuatunya dengan ukuran yang tepat. Tidak dapat dinalar dengan kepala. Tetapi tuhan berkuasa: memberi jarak yang sempurna dalam kesementaraan

[TR // 20 Maret: 22.32]

Nah, kata-kata di atas adalah puisi yang tertulis di dua halaman tersebut. Indah, ya!
 
Menurutku, di dalam buku ini terdapat banyak sekali kerinduan-kerinduan. Meski kita juga akan disuguhkan dengan puji-pujian, ungkapan kasih sayang, pertanyaan-pertanyaan, keyakinan dan segala tentang kebersamaan, tapi kerinduan tetap menjadi sorotan. 

Tempat paling liar di muka bumi ternyata diambil dari judul sebuah puisi di dalam buku ini, tepatnya di halaman 36. Di buku ini juga kita akan banyak dimanjakan dengan metafora dan diksi yang berkaitan dengan lautan, khas Indonesia Timur. Selain itu, bahasa di buku ini pun terkesan ‘liar’ dan berani, namun indah. Buku ini juga dilengkapi dengan beberapa ilustrasi cantik karya Lala Bohang. 

Buku ini sangat cocok dibaca bagi kalian yang sedang LDR! 

Rate: 4/5

0 Comments