Hilang



Hilang

Tak pernah terdengar lagi orang menyebut namanya, apalagi mendengar suaranya.
Dia tidak di sini, tempat kami telah berbeda.
Dia dengan dunianya, aku pun di sini dengan duniaku.

Tentangku di hidupnya hanya tinggal sebuah nama dengan cerita, tak lebih. Namun, tentangnya di hidupku lebih dari itu. Entah mengapa aku selalu menganggap dia lebih dari seharusnya. Meski di mataku dia tak pernah lagi bercermin. Di telingaku, ia tak pernah lagi bersuara. Tapi di pikiranku, ia selalu berhasil menjadi sesuatu yang tak pernah kulupa.

Ingin sekali sehari saja tidak mengingatnya. Sayangnya, itu terlalu sulit.

Ia selalu muncul sesaat setelah aku memejamkan mata. Seolah dekat, namun tak pernah bertatap. Jauh, namun selalu ada.

Aku pikir ini gila.

Tapi aku terlalu berlebihan jika mengatakan ini gila, sebab di luar sana banyak orang yang mengalami hal serupa. Banyak temu palsu yang sengaja dihadirkan rindu di mimpimu. Begitu kan?

Bayangkan, jika ia terus menghantui tanpa pernah menemui.

Mungkin akan banyak sekali tulisan yang mewakili.

Semakin lama, semakin tak terkendali.

Entahlah. Aku heran, mengapa aku tak pernah bosan menjadikannya sebagai bahasan.

Harusnya aku mengerti bahwa sebanyak apapun tulisanku, tak pernah ada satu pun yang akan dia baca. Harusnya aku mengerti sebanyak apapun tulisanku, tak akan pernah membuatnya mengerti. Harusnya aku mengerti sebanyak apapun tulisanku, tak akan pernah membuatnya kembali.

Tak ingin memiliki, tapi ingin dia ada di sini.

Aku hanya ingin itu. Tapi kenapa harus serumit ini?

Entahlah. Kami telah berbeda.
Tak lagi satu.
Kami adalah dua berbeda
Yang melepas diri dari kata satu.






0 Comments