Orang Asing di Sudut Ruangan



Lelaki yang tak pernah kukenal, tak pernah bertegur sapa. Namun, bisa kurasakan keramahannya. Sesederhana itu aku menilai manusia. Menaruh hal-hal baik sebagai kesan pertama.



Sampai detik ini aku tidak tahu siapa namamu. Namun, bagiku itu cukup.

Aku tak pernah menginginkan informasi lebih. Toh, kita pun tak pernah terlibat dalam suatu keadaan apapun. Kita hanya sama-sama berada di ruang yang sama dengan pikiran yang jauh dari raga.

Lalu, untuk apa aku menulis?

Aku menulis karena bagiku kamu menarik. Kamu terlihat seperti orang baik.

Tanpa kusadari, ternyata hadirmu mengundang rasa penasaran dalam diri.

Berkali-kali tak sengaja berjumpa tanpa pernah saling sapa, bahkan aku yakin keberadaanku pun belum tentu kamu menyadarinya. Tak apa. Bagiku, mengetahui kamu hidup di dunia saja sudah cukup. Aku tak peduli siapa namamu, dari mana asalmu, dan mengapa kamu selalu menyendiri di situ. Dan tidak ada yang ingin kuketahui lebih banyak. Aku hanya tertarik padamu karena satu hal, tanpa alasan lain yang mampu aku jabarkan.

Satu hal itu adalah tentang mengapa aku selalu menyadari bahwa kamu ada, duduk menyendiri di samping jendela, selalu begitu setiap kali retinaku menangkap sosokmu di ruang yang bagiku ini cukup leluasa. Sederhana tapi mampu membuatku merasa ada sesuatu yang istimewa. Tidak tahu apa.

Terkadang aku tak mengerti pada diriku sendiri. Aku tak mengerti mengapa diriku seolah tak pernah lelah mengamati. Diam-diam aku mengamatimu. Melihatmu tersenyum saat menatap ponselmu. Aku pun tidak tahu apa yang membuatmu perlahan melengkungkan bibirmu membentuk sebuah rona bahagia dengan begitu sederhana. Tapi jujur, aku suka melihatnya.

Sedikit gila memang.

Tapi, percayalah bahwa perempuan ini hanya sekedar ingin mengamatimu dan menceritakan pada dunia bahwa ada orang unik sepertimu. 

Mengamati seseorang yang bahkan tidak kamu kenal, tapi itu memberikan rasa bahagia yang sulit kujelaskan.

Jangan khawatir, aku tak berniat melakukan hal aneh yang akan mengganggu hidupnya, aku hanya suka cara ia menjalani harinya. Secangkir teh sepertinya menjadi minuman kesukaannya. Lihat, betapa aku menaruh banyak perhatian padanya tanpa sedikit pun berniat untuk mengenalnya.

Konyol.

Tapi, beberapa dari kita memang terkadang perlu melakukan hal-hal tak biasa, agar hidup terasa lebih berwarna. Salah satu yang paling membuatku bahagia adalah dengan memperhatikan gerak-gerik seseorang yang ada di depan mata. Termasuk mengamatinya.

Aku tidak berharap akan ada kesempatan bagiku untuk mengenalnya, mengetahui siapa namanya, dari mana asalnya, dan mengapa ia tidak pernah lepas dari teh dan jendela, juga senyum di bibirnya setiap kali ia menatap ponselnya. Namun, sepertinya dia orang baik, sederhana dan bahagia. 

Terima kasih, telah terlahir di bumi. 
Kamu mungkin tidak membayangkan akan ada seseorang yang menuliskan catatan gila ini karena melihatmu. 

Semoga harimu selalu menyenangkan!
Terima kasih sekali lagi. 

0 Comments