BerbicaraTentangBuku: Novel Le Petit Prince karya Antoine de Saint-Exupery
Berbicara tentang buku.
Sekilas tentang buku Le Petit Prince
Judul : Le Petit Prince (Pangeran Cilik)
Penulis : Antoine de Saint-Exupery
Alih bahasa : Henri Chambert-Loir
Jumlah halaman : 120 halaman
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Le Petit Prince
(Pangeran Cilik)
Di sampul
buku ini terdapat gambar seorang anak kecil dengan rambut berwarna kuning
keemasan yang sedang berdiri di sebuah benda yang menyerupai planet, lengkap
dengan taburan bintang-bintang. Jika penasaran fotonya bisa dilihat di bawah
ini, ya.
Novel ini
merupakan salah satu novel yang paling banyak diterjemahkan. Tidak perlu waktu
yang lama untuk membaca novel ini sampai halaman terakhir. Novel ini sekilas terlihat
seperti buku cerita anak karena setiap narasinya dilengkapi dengan ilustrasi
berwarna yang begitu cantik, tetapi buku ini ternyata tidak ditulis untuk
anak-anak. Namun, bukan berarti anak-anak dilarang membaca buku ini, hanya saja
buku ini lebih cocok dibaca bagi mereka yang pernah menjadi anak-anak. Selain
itu, buku ini juga akan membuat kita berpikir lewat setiap untaian kata yang
tertulis dan mencoba untuk meresapi maknanya.
Kita bahas
isi buku tersebut, yuk!
Berikut
kisah perjalanan yang dilakukan Pangeran Cilik selama mengelilingi planet-planet,
hingga akhirnya sampai di bumi, lalu menceritakan kisahnya kepada seorang pilot
yang sedang memperbaiki pesawatnya. Lelaki itulah yang kemudian berperan
sebagai narator untuk menyampaikan rangkaian kisah Pangeran Cilik yang tertulis
di novel ini.
Awalnya Pangeran Cilik itu tiba-tiba datang menghampiri sang pilot dan meminta agar
pilot tersebut menggambarkan domba untuknya. Pilot itu awalnya menolak. Sebab,
ia hanya bisa menggambarkan ular sanca terbuka dan tertutup. Lagipula, sudah
lama ia tidak menggambar. Sejak ia masih kecil dan menyadari bahwa orang dewasa lebih suka
hal-hal seperti ilmu pengetahuan alam dan sejarah, serta tak ada satu pun orang
dewasa yang mengerti akan gambar ular sanca terbuka dan tertutup. Setiap kali
ia menunjukkan gambar tersebut mereka akan mengatakan bahwa itu adalah sebuah
topi. Mimpinya untuk menjadi seorang pelukis hancur saat itu juga. Oleh sebab
itu, ia memutuskan untuk tidak lagi melanjutkan karir melukisnya dan lebih
memilih untuk menjadi pilot. Tapi anak itu terus mendesaknya untuk
menggambarkan domba. Akhirnya, ia kembali menggambar. Gambarnya kali ini bukan
ular sanca yang tertutup dan terbuka lagi, melainkan seekor domba.
Ia tidak tahu dari mana anak itu
berasal. Pesawatnya jatuh jauh sekali dari pusat peradaban manusia, sehingga ia
merasa aneh ketika ada seorang anak yang menghampirinya. Dengan rasa penasaran
ia mulai bertanya dari mana anak itu berasal, meskipun butuh beberapa kali
bertanya sebelum akhirnya anak tersebut bercerita.
Anak itu atau sebut saja Pangeran
Cilik berasal dari sebuah planet kecil di mana terdapat gunung merapi
yang masih aktif dan tumbuhan Baobab. Satu-satunya teman yang sangat berharga
bagi dirinya di planet tersebut adalah bunga mawar yang tumbuh di sana.
Pada perjalanan pertamanya
Pangeran Cilik singgah di sebuah planet yang dihuni oleh seorang raja. Raja tersebut
merasa sangat berkuasa, segala perintahnya harus dituruti. Planet kedua,
ditinggali oleh seorang yang sombong. Dia lebih suka pujian. Planet ketiga,
sang pemabuk. Di mejanya berderet botol yang sudah kosong maupun masih berisi. Planet
keempat, didiami seorang pengusaha. Selama bertahun-tahun pekerjaannya hanya
menghitung bintang. Planet kelima, dihuni oleh seorang Penyulut Lentera. Lentara
akan dinyalakan ketika menjelang malam dan dimatikan ketika matahari mulai
bersinar. Namun, tahun demi tahun planetnya berputar semakin cepat. Karena
aturan tidak berubah ia kewalahan, sehingga tidak ada waktu untuk dirinya
beristirahat. Di planet keenam, tinggallah seorang ahli bumi. Namun dia tidak
tahu apakah di planetnya ada samudra, gunung, laut atau yang lainnya karena dia tidak
memiliki seorang pun penjelajah. Planet terakhir yang ia kunjungi adalah bumi. Sebelum bertemu
dengan pilot tersebut, pangeran cilik bertemu dengan seekor ular di gurun pasir
dan setangkai bunga. Saat itu Pangeran Cilik belum bertemu dengan manusia
seorang pun. Dalam perjalanannya menuju tempat manusia berada Pangeran Cilik melihat kebun
yang penuh dengan bunga mawar, membuatnya mengingat sang mawar yang
ditinggalkannya sendirian di planetnya. Tak lama dia bertemu dengan seekor
rubah. Pangeran Cilik mengajak sang rubah bermain tapi rubah itu menolaknya
karena rubah itu belum jinak. Setelah berbincang cukup lama, rubah meminta
dijinakkan sebelum mereka berpisah karena Pangeran Cilik harus melanjutkan
perjalanannya kembali.
Pertemuan Pangeran Cilik dengan
rubah inilah yang menurutku paling berkesan. beberapa percakapan rubah dengan
Pangeran Cilik akan ditulis di bawah ini.
"Inilah rahasiaku. Sangat sederhana: hanya lewat
hati kita melihat dengan baik. Yang terpenting tidak tampak di mata.'' --Halaman.
88
“Manusia telah melupakan kenyataan ini,” kata rubah. “Tetapi
kamu tidak boleh melupakannya. Kamu menjadi bertanggung jawab untuk
selama-lamanya atas siapa yang telah kamu jinakkan. Kamu bertanggung jawab atas
mawarmu...”
“Aku bertanggung jawab atas mawarku,” ulang Pangeran
Cilik agar tidak lupa. –Halaman. 88
Setelah selesai
membaca novel ini banyak sekali hal yang dapat kita dapatkan. Misalnya tentang
betapa luar biasanya imajinasi seorang anak, sayangnya terkadang orang dewasa
tak menyadari hal tersebut. Novel ini juga mengajarkan tentang kesetiaan,
kesabaran, ketulusan, tentang bagaimana
seharusnya kita berperilaku terhadap sesama manusia, juga terhadap alam. Buku ini
benar-benar direkomendasikan untuk mereka yang ingin belajar tentang arti
sebuah kehidupan.
0 Comments