Abadi







Abadi

Seseorang yang Kini Berada dalam Ketenangan.
Sebuah kerinduan yang akan selalu menghantui.

Untuk seseorang yang pernah kehilangan.

Tiada yang paling menyakitkan, selain kehilangan ia yang begitu kamu cinta.

Kilau baru datang mengusir segala mimpi buruk yang mengganggu tidurmu. Kamu beranjak dari tempat tidurmu, mencoba menepis ingatan-ingatan penuh pilu.

Kursi itu kosong, lalu kamu tersenyum.

Kamu membuatkan minuman hangat untuk dirimu, lalu duduk sendiri. Sepi.

Keheningan seolah menarikmu pada memori saat ia masih di sini.

Saat ia tersenyum ke arahmu setiap pagi datang, saat ia menyiapkanmu sarapan, saat ia mendengarkan ceritamu dengan tenang dan karenanya kamu senang. Kemudian teringat olehmu ketika suaranya begitu mendominasi di telingamu ketika kamu pulang menuju malam, ia mengkhawatirkanmu. Namun, semua itu sekarang hanya bisa dikenang.

Sesekali suaranya seolah mengajakmu berbicara, namun itu hanya khayalmu saja. Sesekali kamu melihat sosoknya tersenyum, tertawa, namun itu hanya bayangan semu saja. Setiap hari semua itu terus berulang. Tak peduli ketika matamu terpejam atau terbuka.

Kamu merindukannya, lebih dari sekedar rindu. Rindu yang tak dapat lagi berbuah temu.

Dapat selalu bertemu di mimpi adalah harapmu. Rindu yang paling sendu juga pilu, rindu abadi sepanjang waktu.

Ingin rasanya kembali menemuinya hanya untuk melihatnya tersenyum.

Meski inginmu lebih.
Kamu ingin bercerita padanya tentang mimpi-mimpimu, tentang orang-orang baru, tentang seseorang yang sedang kamu tunggu, tentang segala hal yang terjadi selepas ia tak lagi denganmu.
Bahkan terkadang kamu ingin memeluknya, karena hanya dia rumah di mana tidurmu lelap dalam dekapnya. Hanya dia, yang lain tak akan pernah mampu.

Bagaimana bisa rindu ini berakhir, sedang dalam dirimu terdapat darahnya mengalir. Darinya kamu terlahir. Dan kamu mencintainya tak akan pernah berakhir. Abadi.

Mencintainya, merindukannya, hingga tiba masanya untuk kamu menyusulnya ke sana.

Sesuatu yang kausebut Abadi.

0 Comments