Mendengarkan



Mendengarkan

Aku mendengarkanmu. Ya, mendengarkan.

Aku mendengarkanmu, bahkan ketika kamu tak mampu menyuarakan kata.

Aku mendengarkanmu, jangan khawatir. Aku memang terkadang tak langsung menanggapi keluh kesahmu, tapi percayalah aku selalu mendengarkanmu. Kamu mungkin merasa aneh, tapi bukan kah itu yang kamu perlu? Seseorang yang mendengarkan tanpa menghakimi?  Aku tahu bahwa yang kamu butuhkan bukanlah sebuah jawaban atau sekedar basa-basi belaka, di dengarkan saja sudah lebih dari cukup bagimu.

Aku suka sekali cerita-ceritamu. Harus kamu ketahui bahwa tak merespon bukan berarti tak peduli, aku hanya ingin mendengarkan, tanpa memberi penilaian. Telingaku tak pernah lelah untuk menyambut setiap kata yang kamu ucapkan. Aku menikmatinya, oleh sebab itu tak ada waktu bagiku untuk memikirkan respon mengenai segala apa yang kamu katakan. Bukankah lebih baik aku mendengarkanmu dengan menyelami setiap emosi yang kamu lisankan daripada harus siap siaga memberi respon, tanpa benar-benar paham. Karena kamu sedang bercerita bukan bertanya. Mendengarkan adalah tugasku yang utama.

Aku suka sekali binar matamu ketika kamu bercerita tentang kebahagiaan, tapi aku juga tak kuasa melihat matamu berkaca-kaca karena kesedihan. Sebisa mungkin aku ingin kamu bercerita dengan nyaman, meski terkadang kamu memiliki banyak beban. Namun, berbagilah jangan sungkan.

Aku berkata demikian karena aku juga pernah merasakan. Aku bisa merasakan ketika seseorang mendengarkanku dengan penuh perhatian, dan ketika seseorang mendengarkan hanya untuk memberi jawaban. Jujur, aku lebih nyaman ketika orang tersebut memberiku perhatian tanpa jawaban, dibandingkan harus mendapatkan jawaban tapi ia tak sepenuhnya mendengarkan.

Mungkin opinimu takkan sama denganku, sebab setiap manusia memiliki jalan pikiran yang berbeda. Namun, inilah kejujuran yang dapat aku ungkapkan, semoga kamu dapat menerimanya dengan penuh pengertian.

Jangan pernah merasa diabaikan, aku di sini untuk mendengarkan.

Kamu harus tahu, mendengarkanmu aku tak pernah dilanda bosan.

0 Comments