Dunia

Untuk Dunia yang Megah,



Banyak yang terjadi namun tak sejalan dengan hati. 

Terlalu banyak yang tak bisa dijelaskan secara pasti. Hal-hal bertentangan yang tak mampu kuambil kendali. 

Serupa merasa dicintai, lalu perlahan merasa tak pernah menjadi sesuatu yang berarti sama sekali. Merasa disayangi, juga sekaligus merasa tak pernah dimengerti. Dipahami tapi seperti tak ada yang mau diajak berbagi. Semua tak pernah berjalan sesuai dengan apa yang sebenarnya terjadi. 
Merasa sendiri di antara lalu-lalang manusia yang tak pernah sedetik pun berhenti. Tak kuasa berdiri seperti awal lagi. 

Dunia sepertinya benar-benar enggan diajak untuk sekedar berkompromi agar segala luka kembali sembuh lagi. Dunia tak pernah sudi mendengar betapa kita merasa sepi dan sendiri di antara ramainya hari-hari. Dunia tak peduli, bahkan ketika kita berpikir tak kuasa untuk sekedar menenangkan hati. 

Hidup tanpa pernah tahu apa arti diri. 

Hilang tercecer segala harapan dan mimpi. 

Perihal identitas diri pun tak mampu dikenali.

Di sini, amarah pun ciut. Ia tak mau membuang energi demi yang tak pernah benar-benar pasti. Kesedihan pun dilanda bosan mengahadapi diri, sebab terlalu sering ia menemani. Bahagia? Ia terlalu sering dirasa sampai terasa biasa saja. Lalu, apa? Apa yang kurasa, kaurasa, kita rasa? 

Kupikir hampa. 

Tak yakin apa yang sebenarnya melanda pada hidup yang semakin hari warnanya semakin sulit dijabarkan oleh kata-kata. 

Diri sendiri bagai teka-teki. 

Yang jawabannya tersembunyi di tempat yang tak pernah kau kunjungi.

Dunia terlalu megah untuk aku, untuk kamu, untuk kita yang belum tahu kemana harus melangkah. Kita yang sama-sama tak tahu arah. Kita yang dipaksa terus berjalan dengan pasrah. 

Masih banyak kurang diri yang tidak tahu kapan akan ada yang sanggup melengkapi, atau mungkin akan selalu kosong sampai nanti. 

Lagi, lagi, dan lagi. 

Katanya, “Kamu yang bertanggungjawab sepenuhnya atas segala yang melekat pada dirimu.” 

Tak menyangkal. Memang benar. 

Hanya saja, beri sedikit ruang untuk sekedar menentukan akan kemana lanjutnya tualang. 

Beri ruang bagi kita untuk sejenak memeluk diri sendiri.
Biar kita belajar untuk berdamai dengan segala yang telah, sedang, dan akan terjadi.

0 Comments