Tentang Peter dan Wendy

Peter  Pan dan Wendy


Kisah mereka di mataku,

Sebuah kisah yang berakhir bahagia meski dihiasi dengan berjuta rasa kecewa. Peter, anak laki-laki yang tidak pernah ingin menjadi dewasa. Ia lebih suka bermain dengan imajinasinya daripada harus menjadi dewasa dan pergi bekerja. Sementara Wendy, ia tidak dapat menolak kenyataan bahwa suatu hari ia pasti akan menjadi dewasa. 

Pertemuan mereka bermula saat Wendy sedang mengisahkan sebuah dongeng tentang bajak laut pada kedua adiknya, John dan Michael. Peter datang mengintip dari balik jendela, mengamati Wendy dan kedua adiknya. Peter tak sendiri, ia bersama Tink, peri yang selalu setia di sampingnya. 

Singkat cerita, lewat perkenalan yang penuh dengan kejadian tak menyenangkan, akhirnya Peter mengajak Wendy dan adik-adiknya ke Neverland, tempat di mana Peter dan Tink tinggal. 

Neverland begitu indah, juga menyimpan banyak misteri. Banyak kebahagiaan, juga banyak ketakutan. Kesenangan yang dibalut dengan tantangan yang penuh rintangan adalah hal-hal yang anak-anak sukai tentunya. Wendy, John dan Michael begitu menikmati petualangan di tempat itu. Mereka tak pernah ciut meski banyak hal yang membuat nyali mereka mengkerut. 

Banyak sekali petualangan yang terjadi di sana. Mulai dari hampir terjerat rayuan Putri Duyung, bertarung dengan komplotan bajak laut di bawah pimpinan Captain Hook. Dan banyak lagi hal-hal menegangkan yang sangat menyenangkan. Mereka melalui itu semua seolah tanpa beban.

Di Neverland pula, Peter merasakan sesuatu yang berbeda terhadap Wendy. Sayangnya, ia tak dapat mengartikan apa yang sebenarnya ia rasa. Sebab, itu baru pertama kalinya. Ia kebingungan dalam rasa bahagia dan debar dadanya. Begitu pun Wendy, ia melihat Peter dengan binar yang berbeda. Sepertinya memang ada sesuatu di antara mereka. Namun, sejak Peter mengajak Wendy dan adik-adiknya, Tink merasa terabaikan. Ia bahkan merasa sakit hati saat melihat kedekatan Peter dan Wendy.

Tapi di balik semua drama tersebut, petualangan mereka di Neverland berakhir menyenangkan. 

Hingga akhirnya Wendy mengajak kedua adiknya untuk pulang ke rumah. Neverland memang menyenangkan, tapi ia takut orangtuanya akan diselimuti rasa khawatir jika mengetahui bahwa anak-anaknya tidak ada di kamar. Lagipula, Wendy bertanggung jawab atas adik-adiknya. Wendy pun sadar bahwa ia harus tumbuh menjadi dewasa, dan Neverland bukan tempatnya. Di sana ia hanya akan menjadi anak kecil selamanya. 
Dengan berat hati, Peter membawa Wendy kembali ke rumah. Para Lost Boy dari Neverland pun memutuskan untuk mengikuti Wendy dan hidup bersamanya.
 
Sementara Peter, ia menolak untuk hidup bersama Wendy. Menjadi dewasa terlalu menyebalkan baginya. Ia hanya ingin menjadi anak-anak selamanya. Meski ia tahu, bahwa suatu hari Wendy akan menjadi dewasa dan memiliki keluarganya sendiri. Dan mungkin, ia akan melupakan Peter. Untuk hal ini Wendy tak dapat berbuat apa-apa, semua pilihan ada di tangan Peter, ia hanya perlu menghargainya. Walau hal itu membuatnya terluka.

Tapi tidak, Wendy tetaplah Wendy. 

Wendy yang selalu setia menunggu Peter-nya di balik jendela. 

Setelah bertahun-tahun lamanya, ia akhirnya menjadi manusia dewasa yang  memiliki keluarga kecil. Memiliki suami dan seorang anak. Tapi, hal itu masih tidak membuat Wendy melupakan Peter. 

Bagaimana pun Peter adalah bagian dari masa lalunya. Peter adalah bagian dari akhir masa kanak-kanaknya yang menyenangkan. Dan selamanya tak akan pernah tergantikan. 

Peter, ia tak pernah melupakan Wendy. Seringkali ia mengamati Wendy dari jauh. Ia bahagia melihat Wendy bahagia. 

Dari Peter dan Wendy aku belajar bagaimana caranya untuk menghargai pilihan orang lain (Wendy yang tidak memaksa Peter untuk hidup bersamanya), bagaimana bertahan pada prinsip (Peter yang tetap memegang prinsip bahwa ia ingin selalu menjadi anak-anak), bagaimana setia pada sesuatu (Wendy yang selalu menanti Peter kembali), berdamai dengan keadaan (Wendy dan Peter yang tidak akan pernah mungkin untuk bersatu), dan tentunya aku belajar bahwa seiring berjalannya waktu, mau atau tidak, kita akan tetap dituntut untuk menjadi dewasa dan meninggalkan semua hal-hal di masa kecil yang penuh kegembiraan dan canda tawa. 

Bahkan dari Tink, aku belajar bahwa posisi kita dapat tergantikan, tapi ketulusan tak dapat terhentikan. Tanpa Tink, kisah Peter dan Wendy di Neverland tidak akan pernah ada.

Kisah ini, bukan hanya kisah biasa. Ia menyampaikan lebih banyak dari apa yang bisa kita lihat, dengar, dan baca. 


3 Comments

  1. Aku suka aku suka sama ceritanya ka

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah, jangan lupa baca buku dan nonton filmnya, ya! Semua versi baguuus.
      Terima kasih sudah mampir di sini! :)

      Hapus