Between Words | Devi Sofiyanti

Bagaimana kita dapat mengingat kembali sesuatu yang bahkan tak pernah kita kenal? 

Mustahil, bukan?

Ini akan sedikit canggung. Tak ada aku, tak ada kamu. Semua beralih menjadi saya dan anda.

Namun, di sini saya hanya ingin bercerita tentang Anda, bukan dengan Anda. Sebab, rasanya kita telah begitu jauh dan perlahan luruh. Terlalu biru untuk sekadar membayangkan sama-sama meramu cakap mengenai pilu. 

Berbicara tentang buku. 

Banyak sekali buku yang telah ditulis, tapi hanya sedikit waktu untuk membacanya.

Kurang lebih begitulah kalimat yang pernah kubaca beberapa waktu lalu. Kalimat tersebut sepenuhnya benar. 

Dan tentu saja banyak hal unik dari setiap buku tersebut. Dunia perbukuan memang selalu penuh kejutan.

Nah, Jostein Gaarder dan Klaus Hagerup menceritakan dunia perbukuan dengan begitu apik lewat buku The Magic Library: Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken.

Sekilas tentang buku The Magic Library: Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken

Judul : The Magic Library: Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken
Penulis : Jostein Gaarder dan Klaus Hagerup
Jumlah halaman : 284 halaman
Tahun terbit : cetakan kedelapan, 2017
ISBN : 978-979-433-924-4
Penerbit : Mizan 


The Magic Library: Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken

Seperti judul bukunya, sampulnya pun menggambarkan dua orang yang sedang berada di tengah sebuah ruangan yang penuh dengan buku. Yap, tak lain dan tak bukan, ruangan itu adalah perpustakaan. Dua orang di sampul tersebut terlihat seolah takjub dengan apa yang mereka lihat. Sangat menarik. Meskipun sampul buku ini terkesan sangat penuh warna, tetapi tetap terlihat elegan dan menawan.

Aku paling suka bagian judulnya. Kesan magic-nya begitu terasa. Perpaduan warna gold dan putih dengan latar yang berwarna gelap. Selain itu, fontnya keren! 

Silakan dilihat di bawah ini:


Selain sampul depannya yang menarik, di sampul bagian belakang juga terdapat tulisan yang tak kalah menarik dan akan membuatmu tergerak untuk segera memiliki buku ini!

Di sana tertulis, 

Pembaca yang baik, 
Buku di tangan anda ini benar-benar unik. Susah menggambarkan isinya. Tapi, kira-kira seperti ini:
Dua saudara sepupu, Berit dan Nils, tinggal di kota yang berbeda. Untuk behubungan, kedua remaja ini membuat sebuah buku-surat yang mereka tulisi dan saling kirimkan di antara mereka. Anehnya, ada seorang wanita misterius, Bibbi Bokken, yang mengincar buku-surat itu. bersama komplotannya, tampaknya Bibbi menjalankan sebuah rencana rahasia atas diri Berit dan Nils. Rencana itu berhubungan dengan sebuah Perpustakaan Ajaib dan konspirasi dunia perbukuan. Berit dan Nils tidak gentar, bahkan bertekad mengungkap misteri ini dan menemukan Perpustakaan Ajaib.
Buku ini juga berisi cerita detektif, cerita misteri, perburuan harta karun, petualangan ala Lima Sekawan, Astrid Lindgren, Ibsen, Klasifikasi Desimal Dewey, Winnie the Pooh, Anne Frank, kisah cinta, korespondensi, teori sastra, teori fiksi, teori menulis, puisi, sejarah buku, drama, film perpustakaan, penerbitan, humor, konspirasi. 

“Buku terbaik mengenai buku dan budaya-baca yang ada saat ini.” 
-Oldenburgische Volkszeitung

“Sebuah surat cinta kepada buku dan dunia penulisan.” -Ruhr Nachricht

Nah, itulah kata-kata yang tertulis di sampul belakang buku ini. Pasti membuatmu lebih tertarik untuk membaca isinya. 

Jangan khawatir, kamu tidak akan kecewa ketika membeli atau membaca buku ini. khususnya untuk kalian para pecinta dunia buku dan  sastra atau mahasiswa sastra, buku ini sangat direkomendasikan! 

Seperti buku terjemahan lainnya, di awal membaca buku ini aku merasa sangat tidak nyaman dengan kata-katanya, tapi itu hanya berlaku untuk halaman-halaman awal karena aku sangat menyukai dan sangat menikmati halaman-halaman berikutnya. Semakin banyak halaman terlewati, semakin mudah dinikmati. 

Percayalah, cinta datang karena terbiasa. Begitu pun dengan membaca, perlu adanya adaptasi di awal. Terlebih apabila membaca karya dari penulis yang sebelumnya kita belum pernah membaca karya beliau. Meskipun ini bukan kali pertama aku membaca karya Gaarder, tapi aku masih perlu beradaptasi dengan cerita ini. Soal isinya, seperti yang ditulis di atas susah menggambarkan isinya. 

Oh ya, buku ini terbagi ke dalam dua bab. Bab pertama berjudul "Buku-Surat" di mana di sini Berit dan Nils masih berhubungan lewat buku-surat. Sedangkan di bab kedua yang berjudul "Perpustakaan" menceritakan tentang petualangan Berit dan Nils dalam memecahkan masalahnya. Bab pertama lebih tebal dari bab kedua, tapi keduanya penuh dengan hal-hal berharga.

Karena di atas sudah dituliskan gambaran mengenai isi dari buku ini, maka di bawah aku akan menuliskan beberapa kutipannya. 

“Aku ingin menulis dan berbincang dengan diriku sendiri tentang apa saja yang muncul dalam jiwaku. Kertas kan lebih sabar daripada manusia.”

“Terkadang fantasi adalah kebohongan itu sendiri.”

“Tiba-tiba aku lapar sekali. Bukan lapar akan makanan, melainkan akan segenap kata-kata yang tersembunyi di rak-rak tersebut. Tapi, aku tahu: seberapa banyak aku membaca seumur hidupku, aku tak akan pernah mampu membaca sepermiliar dari seluruh kalimat yang tertuliskan. Sebab, di dunia ini terdapat begitu banyak kalimat seperti banyaknya bintang di langit sana. Dan, kalimat-kalimat akan selalu bertambah dan akan menjadi semakin banyak sepanjang waktu laksana sebuah ruang yang tak pernah berujung.”

“Jadi, sama seperti atom dan molekul bisa menjadi seekor beruang, huruf-huruf tersebut pun dapat menjadi kisah Pooh si Beruang.” 

Dengan membaca buku ini, kita juga akan merasakan sensasi membaca cerita di dalam cerita. Banyak sekali cerita yang ditulis atau diceritakan dalam buku ini. Sebuah buku tentang buku yang sangat menakjubkan. 

Ingin membaca cerita sambil mendapat pengetahuan baru? Buku ini jawabannya. 

Nilai untuk buku ini 4.8/5. 
Sangat direkomendasikan!❤



Berbicara tentang buku.

Setiap buku memiliki keunikannya tersendiri. Kali ini aku akan membahas salah satu buku yang menurutku sangat unik. Nah, buku tersebut adalah novel Evermore.

Sekilas tentang novel Evermore

Judul : Evermore
Penulis : Cecillia Wang
Jumlah halaman : vi + 274 halaman
Tahun terbit : cetakan pertama, Januari 2018
ISBN : 978-602-220-254-7
Penerbit : Bukune


EVERMORE

Mungkin cover novel ini termasuk di antara tiga cover buku yang paling aku sukai. Warnanya putih dan desainnya sangat elegan! Di bagian depannya terdapat tulisan ‘everlasting, &always, forever’ yang diletakan di bagian sisi atas, bawah, dan di samping buku ini. Hal lain yang membuat buku ini sangat unik adalah judul buku ini tidak tercetak di bagian depan covernya, namun saat membelinya kamu akan tetap melihat judul buku ini di bagian depan.

Bagaimana ya menjelaskannya, ah pokoknya nanti kamu akan mengerti ketika membeli buku ini. Tulisan judulnya juga bisa digunakan sebagai pembatas, lho! Hal yang paling aku sukai adalah bentuknya yang unik dan ada talinya. Elegan sekali. Cantik dan unik. 

Karena penjelasanku di atas tidak terlalu jelas dan memang tidak jelas, ini aku perlihatkan bagaimana penampilan buku cantik ini.





Ceritanya tentang apa? 

Tentang dua orang sahabat yang (mungkin) saling jatuh cinta, namun tidak bersama. 

Tentang Josephine Attalea Danadyaksa & Maximillian Ethanael Archibald Tjahrir

Tentang kisah mereka yang rumit. 

Terdengar klise? 

Tapi opini itu akan runtuh ketika kalian membaca novel ini. Benar-benar segar dan berbeda dari yang lain. Cerita yang akan membuat kalian jatuh cinta dan membenci dalam waktu yang sama. 

Berawal dari taruhan konyol dan berakhir dengan hal ‘konyol’ pula. 

Aku tidak bisa menjelaskan lebih dalam, kalian harus membacanya sendiri. Kesabaran kalian akan diuji saat membaca novel ini. Banyak sekali kejutan di dalamnya. Menurutku alurnya tidak mudah ditebak. Alurnya sendiri mengunakan alur campuran, hal inilah yang akan membuatmu pusing sekaligus terpikat dalam satu waktu. 

Karena aku tidak menuliskan bagaimana cerita novel ini berawal dan berakhir secara utuh, maka aku akan menuliskan sebagian prolognya yang begitu menyita perhatianku. 

Cerita ini tidak pernah bercerita tentang aku dengannya. Namun diakhir cerita ini, aku berakhir bersama manusia bodoh yang tidak pernah berusaha untuk mengejar aku, menginginkan aku, ataupun mencintai aku sedikit pun. Mungkin banyak yang sudah bertanya-tanya, bagaimana bisa? Apa yang terjadi? Aku hanya bisa mengatakan kalau semuanya berakhir sesuai dengan apa yang bisa diharapkan. It ends well.

***

Potongan prolog yang membuatku terlalu berharap lebih pada ending kisah pemeran utama di buku ini. Tapi, setelah menyelesaikan halaman terakhirnya, kusadari bahwa hidup memang penuh kejutan. Lagi, lagi, dan lagi aku dibuat merasakan sesuatu yang bertentangan dalam waktu yang sama. Kecewa, namun juga merasa sangat puas. Entahlah emosiku begitu terkuras. 

Selain desainnya yang unik, ceritanya pun unik. Aku tidak menyesal telah mengeluarkan uang untuk membelinya.
 
Banyak pelajaran yang aku dapatkan dari buku ini, terutama tentang ketulusan. 

Dan saat membeli buku ini secara pre-order dari salah satu toko buku online, aku juga mendapatkan dua lembar surat yang masing-masing berwarna hitam dan putih yang mewakili  perasaan dua pemeran utamanya, Jo dan Max.

Salah satu isi suratnya akan kutulis di bawah ini.

While you’re sleeping, there’s a constant feeling and an urge to say these words to you. Are you okay? Do you need me? Do you ever call my name?
Are you okay, when i’m not around? Cause i’m worried. Do you need me, when i’m not looking? Cause perhaps, you just don’t want me to see. Do you ever call my name? Am i the first person in your mind? 
Cause i don’t know these feelings.
Loving you is hard. Fragile most of the time.
Please don’t push me to love her.
Please don’t push me to hate you.

-Max

Hanya itu yang dapat aku sampaikan. Akan lebih menghanyutkan jika kalian membaca setiap lembar-lembar buku ini. 

Seperti biasa, mungkin ini bukan review, tapi semoga membantu untuk kalian yang sedang mencari rekomendasi buku. 

Berbicara tentang buku. 

Selamat hari buku!

Apa artinya buku untukmu? Coba pikirkan dan renungkan. Banyak sekali yang ia berikan untuk kita, ya?

Kamu setuju? 

Terkadang kita mengalami kesulitan ketika mencoba mengungkapkan suatu hal, oleh karena itu buku hadir untuk mewakilinya. Terkadang apa yang kita rasakan tak bisa kita jelaskan dengan baik, namun ada saja orang-orang luar biasa diluar sana yang dapat mencairkannya lewat untaian kata, mewakili kita yang tak dapat mengungkapkannya. Oleh karena itu, akan selalu ada banyak alasan untuk membaca.
Kali ini aku akan berbagi pengalaman singkat membaca salah satu buku kumpulan puisi karya Boy Candra.

Sekilas tentang buku puisi Kuajak Kau ke Hutan dan Tersesat Berdua
Judul : Kau ke Hutan dan Tersesat Berdua
Penulis : Boy Candra
Jumlah halaman : iv + 128 halaman
Tahun terbit : cetakan keempat, 2018
ISBN : 978-979-794-530-5
Penerbit : mediakita


Kuajak Kau ke Hutan dan Tersesat Berdua

Aku suka dengan sampul buku ini. Terlebih dengan gambar seorang perempuan dan laki-laki yang sedang berpegangan tangan dan daun-daun yang menjuntai, indah dan menenangkan ketika melihatnya. Bahkan, kukira cover ini pun telah bercerita sebelum aku membuka halaman pertama. 

Bisa dilihat seperti inilah potretnya: 



Dari puisi-puisi yang aku baca, menurutku buku ini banyak bercerita perihal seseorang yang sedang jatuh cinta dan bagaimana ia mencoba setia pada cintanya dengan harapan-harapan perihal kebersamaan yang selalu ia semogakan. 

Sesuai dengan judulnya memang. 

Kuajak Kau ke Hutan dan Tersesat Berdua

Mungkin aku salah membeli buku. Tapi, jika dipikirkan lagi... sepertinya tidak. Sebab, setiap buku memberikan kesan tersendiri, termasuk buku ini. Namun, bagiku beberapa puisinya terlalu manis. Tapi, tetap nyaman dibaca hingga halaman terakhir. Di dalamnya juga terdapat beberapa ilustrasi hitam putih yang cantik.

Tentu saja dari puisi-puisi tersebut aku memiliki beberapa puisi yang sangat kusukai.

Nah, akan kutulis dua puisi tersebut di bawah ini.

MENERIMA HARI INI

Seperti rinduku kepadamu,
Laut hanya surut untuk gelombang yang 
lebih besar lagi.

Dahan tua patah hanya untuk memberi 
Kesempatan untuk daun muda tumbuh kembali.

Masa lalu menjadi masalah tak lain agar 
kau dan aku saling mengerti,
menerima hari ini.

seperti laut dan dahan
rindu terkadang tak pernah 
bisa dikendalikan.
Ia tumbuh untuk membunuh kesepian,
Atau memastikan kepastian.

16/04/2015

MENJADI MATAMU

Aku sangat suka membayangkan menjadi matamu.
Mengetahui apa saja yang ingin dan tak ingin kau lihat.
Belajar bagaimana caramu memandang sesuatu.
Mengetahui warna apa saja yang kau suka. 

Sesekali merasakan bagaimana caramu bersedih.
Bagaimana caramu agar tetap terlihat kuat.
Aku ingin memahami bagaimana rasanya menjadi matamu.
Lalu mengerti apa yang kau rasakan saat menatapku.

28/01/2015 

Bagiku dua puisi itu yang paling istimewa, sebab terasa begitu dekat dan mewakili perasaan. 

Secara keseluruhan buku ini bagus, mungkin 4 dari 5 bintang.

Puisi-puisi ini cocok dibaca oleh mereka yang sedang jatuh cinta, mereka yang terpisah jarak namun mencoba tetap setia, mereka yang mencoba meyakinkan orang yang dicinta, mereka yang memendam rindunya. 

Banyak cinta, banyak kasih sayang, banyak rindu. Tenang, rindu di buku ini tidak akan membawamu pada masa lalu yang sudah kau biarkan berlalu. Buku ini hanya akan mengajakmu membangun banyak harapan baru.

Oh ya, mungkin ini bukan review tapi semoga sedikit membantu untuk kalian yang ingin membaca buku baru. 

Tentang lagu-lagu Karya Yovie Widianto 





Apa hal yang seringkali membuatmu tergerak melakukan sesuatu? 

Dari sekian banyak hal-hal yang menginspirasi setiap apa yang kulakukan salah satunya adalah lagu.  Aku punya banyak sekali daftar lagu kesukaan, diantaranya adalah lagu-lagu karya Yovie Widianto.

Menurutku hampir semua dari yang membaca tulisan ini pasti tahu siapa Yovie Widianto. Banyak sekali lagu-lagu yang dibawakan oleh penyanyi tanah air adalah ciptaan beliau. Bagiku semua lagu-lagu karya beliau tidak pernah gagal. Siapa pun yang menyanyikannya, rasa yang dituangkan di dalamnya selalu diterima dengan baik oleh telinga.

Aku yakin, banyak dari kita yang tumbuh dan berkembang diiringi dengan lagu-lagu karya beliau. Lebih tepatnya, diiringi saat bergalau ria di tengah resah yang tak kunjung reda karena realita tak seindah apa yang kita kira sebelumnya, khususnya perihal masalah asmara.

Lagu-lagunya mewakili setiap fase tentang cinta, lengkap dari mulai jatuh cinta sampai pada akhirnya bahagia bersama atau malah mencoba saling lupa karena takdir tak mau bekerjasama. 

Ah, lagunya mewakili segala rasa. 

Dengan mendengarkan sambil menyelami lirik-liriknya, aku selalu mendapatkan ‘sesuatu’ yang baru. Hal itulah yang kemudian menginspirasiku untuk menulis, hal yang sangat aku suka. Setiap lagunya selalu berhasil menyampaikan rasa dengan sempurna. 

Di bawah ini akan kutuliskan beberapa lagu yang paling aku sukai dengan penggalan liriknya. 

1. Menjaga Hati (Yovie & Nuno)
Masih adakah cahaya rindumu
Yang dulu selalu cerminkan hatimu
Aku takkan bisa menghapus dirimu
Meski kulihat kini kau di seberang sana

2.  Mantan Terindah (Raisa)
Mau dikatakan apalagi
Kita tak akan pernah satu
Engkau di sana aku di sini
Meski hatiku memilihmu

3. Cinta Sendiri (Kahitna)
Biar aku yang pergi
Bila tak juga pasti
Adakah selama ini
Aku cinta sendiri

Selain lagu-lagu yang ditulis di atas masih banyak lagi lagu karya beliau yang tentunya aku sukai. Sampai detik ini semua lagunya selalu menjadi yang paling sering aku putar ketika merasa ada sesuatu yang perlahan pudar. Nah, lagu-lagu lainnya, yaitu Sempat Memiliki (Yovie & Nuno), Terlalu Cinta (Rossa), Janji di Atas Ingkar (Rio Febrian), dan masih banyak lagi lagu lainnya.

Kata-kata yang ingin kusampaikan untuk beliau adalah,
terima kasih banyak telah hadir di bumi dan menciptakan lagu-lagu indah yang membuat kita tersadar bahwa cinta itu sangat berharga. Dari lagu-lagu indah itu kita bisa mengerti bahwa setiap rasa layak untuk diperjuangkan.

Ditulis dengan cinta, 
Manusia yang jatuh cinta pada kegalauannya sendiri.

Sesuatu yang Tidak Pernah Kamu Pikirkan



Pernahkah kamu memikirkan sesuatu yang mungkin saja terjadi tanpa kita ketahui?

Aku pun tersadar hingga akhirnya menuliskan hal ini karena membaca sebuah tulisan di internet yang membahasnya. Sebuah tulisan yang kemudian membuatku merasa perlu untuk menyampaikannya kembali, meski dengan caraku sendiri.

Sekali lagi, aku bertanya

Pernahkah kamu memikirkan sesuatu yang mungkin saja terjadi tanpa kita ketahui?

Tentang berbagai kemungkinan.

Mungkin saja ada seseorang yang tersenyum ketika melihat namamu di layar ponselnya, atau mungkin ada seseorang yang selalu membaca percakapan-percakapan lampau kalian, ada yang memperhatikanmu dari jauh, ada yang selalu memikirkanmu setiap hari, bahkan ada yang diam-diam mendo’akanmu.

Ada yang memantau setiap senang, sedihmu. Ada yang terluka saat kamu tak bahagia. Ada yang teriris saat melihatmu menangis. Ada banyak kata terucap, namun tak mampu menjangkau telingamu. Ada banyak rindu yang belum juga berbuah temu. Ada banyak yang belum tersampaikan, sebagian dipendam, sebagian karena memang jauh dari jangkauan. Sebagian berharap kamu segera menyadari, sebagian ingin agar tak pernah kamu kenali.

Ada yang bahagia, hanya karena kamu ada di hidupnya.

Seseorang yang mengagumimu, meski kamu jauh dari kata sempurna. Seseorang yang jatuh cinta pada dirimu yang sederhana. Tanpa banyak meminta, tanpa banyak berkata, ia hanya menjalankan perannya.

Banyak alasan untuk setiap pertanyaan yang tak pernah kamu hiraukan.

Itu semua adalah hal-hal yang barangkali tak pernah kau sadari. Kamu hanyut dalam padatnya rutinitas dan pikiranmu sendiri, sehingga lupa bahwa mungkin saja ada seseorang di luar sana yang selalu mengamati. Mereka yang memilih sunyi, meski tak berniat bersembunyi.

Mungkin kamu merasa hal itu tak mungkin terjadi, tapi kamu harus tahu bahwa dunia punya rahasianya sendiri.

Pasti sangat menyenangkan, meski harus diliputi rasa penasaran.

Ada yang menjadikanmu impian, harapan, bahkan tujuan.

Tapi yang pasti, salah satu dari mereka adalah orang tuamu. Kemungkinan selanjutnya bisa saja saudaramu atau teman yang lama tak kamu hubungi, bahkan seseorang yang tidak kamu kenal sama sekali.

Kamu mungkin tak akan pernah tahu siapa saja di balik itu semua, tapi setiap do’a baik dari mereka akan selalu membuatmu merasa lebih bahagia. Akan selalu menemani, meski kalian tidak bersama.

Bahagia, buat mereka tersenyum melihatnya.

Berbicara tentang buku.

Saat #dirumahsaja pasti kita semua merasa bosan, meskipun banyak kegiatan yang harus dikerjakan. Oleh karena itu, kita harus mencari cara agar semangat kita tetap bergelora, salah satunya adalah dengan membaca.

Kali ini aku akan berbagi pengalaman singkat membaca salah satu buku puisi terjemahan.

Sekilas tentang buku puisi Love & Misadventure (Cinta & Kesialan-Kesialan)

Judul : Love & Misadventure (Cinta & Kesialan-Kesialan)
Penulis : Lang Leav
Alih bahasa : M. Aan Mansyur
Jumlah halaman : 168 halaman
Tahun terbit : Cetakan keenam, Juli 2018
ISBN : 978-602-03-2564-4
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Love & Misadventure (Cinta & Kesialan-Kesialan)

Sampul buku ini terlihat sangat cantik dan menarik dengan dominasi warna merah dan gambar seorang perempuan dalam bingkai. Font judulnya pun terlihat sangat cocok. Tampak sangat sederhana, namun elegan.

Seperti inilah potretnya :




Di dalam buku puisi ini terdapat 163 puisi, yang terbagi ke dalam tiga bagian. Bagian pertama diberi tajuk Kesialan-Kesialan, yang kedua Sirkus Duka Cita, dan yang terakhir Cinta. Di bagian depan dari masing-masing bagian tersebut dipercantik dengan sketsa yang menggambarkan seorang perempuan.

Puisi-puisi tersebut bercerita tentang penyesalan, kekecewaan, kehilangan, melepaskan dan indahnya rasa cinta serta memiliki. Namun, yang paling menonjol menurutku adalah tentang penyesalan dan melepaskan. Di dalamnya juga terdapat semacam narasi yang tak kalah menyentuh. Aan Mansyur telah berhasil menerjemahkan buku ini dengan sangat indah.

Di bawah ini akan kutuliskan 3 puisi dari masing-masing bagian yang paling mengoyak perasaanku.

Bagian 1
KESIALAN-KESIALAN
UCAPAN TERIMA KASIH
Telah kaukatakan
Seluruh perihal
Yang ingin kudengar.
Jauh sebelum aku tahu
Aku butuh menyimaknya.
Kau membuatku tak khawatir
Tentang segala sesuatu
Yang kupikir berbahaya,
Jauh sebelum aku percaya
Tiada yang perlu kutakutkan.

Bagian 2
SIRKUS DUKA CITA
PENGKHIANATAN
Aku tak mungkin bisa menarik kembali
Segala hal yang telah kulakukan;
Tak bisa kutelan lagi
Lagu yang pernah kunyanyikan.
Dan yang paling menyedihkan
Adalah penyesalanku—
Aku tak mampu memaafkan diriku,
Dan kau tak mampu melupakan.

Bagian 3
CINTA
SURAT CINTA
Setiap aksara
Yang ia ketik,
Setiap tombol
Yang ia ketuk—
Untuk mengeja namamu
Berulang dan berulang kali—
Adalah satu-satunya perihal
Yang selalu ingin ia tuliskan.

Itulah masing-masing puisi yang mewakili tiga bagian tersebut. Sejujurnya, masih banyak puisi lain yang juga membuatku tersentuh, tapi untuk kali ini hanya kucukupkan sekian.

Puisi-puisi tersebut memang terlihat singkat dan sederhana, namun maknanya sangat terasa. Membacanya juga tak memerlukan waktu yang lama, sekali duduk langsung dapat ditamatkan seketika. Kurasa, aku sangat menikmati membaca setiap baitnya. Cocok sekali untuk kalian yang ingin membaca buku tapi mudah bosan.

Sebelum tulisan ini diakhiri, ada salah satu hal lagi yang membuatku jatuh cinta pada buku ini, yaitu kata-kata yang berada di sampul bagian belakang buku manis ini.

Kau ingat lagu yang berkumandang pada
Malam kita bertemu pertama kali?
Tidak, tapi aku ingat semua lagu
Yang kudengarkan sejak kau pergi.

Sekian!
Semoga bermanfaat bagi kalian yang menyempatkan waktunya untuk membaca tulisan seorang amatir ini.





Kurang dari Satu Menit: #1 Memulai (lagi)



Ada satu keinginan yang akhirnya dapat terwujud di awal bulan Mei ini.

Suatu rasa yang dikemas dalam video berdurasi kurang dari satu menit dengan puisi yang sengaja disisipkan di bagian deskripsi sebagai pelengkap. Video dan puisi itu adalah satu paket upaya yang  kulakukan agar tetap waras di antara tumpukan tugas dan deadline yang tumpang tindih.

Aku mudah bosan, itulah alasan mengapa akhirnya paket perasaan itu tercurahkan.

Video itu diambil secara acak sesuai keinginan, tapi jauh di luar dugaan ternyata ia berbicara tentang hal yang bahkan sebelumnya tidak pernah terpikirkan. Tentang sesuatu yang ditinggalkan, kekecewaan, penyesalan, keraguan, dan harapan. Semuanya terangkum tanpa pernah direncanakan. Mengalir begitu saja bak air sungai menuju lautan. Tenang, tapi pasti sampai tujuan.

Biar kutulis puisi itu di sini

Memulai (lagi) 

Buku kubuka, lalu kututup 
Kulukiskan tinta, menulis kata 
Kuketik cerita
Perihal burung yang ingin bebas dari sangkarnya
Menggenggam sambil berpikir untuk melepaskan
Melangkah meninggalkan, tak mampu melupakan
Di balik tirai, cerita baru dimulai
Membaca bait tentang kisah pahit
Sementara di luar sana
Kilau hangat memeluk bekas hujan semalam
Daun berserakan, tetap mengagumkan
Dan bunga menari berlatar cahaya 


Jika ada yang sudi meluangkan waktunya, silakan mampir.

Video singkat yang melengkapi puisi itu memiliki arti tersendiri dalam diri, tapi aku tak memaksa jika ada yang memiliki pandangan berbeda.  Semoga ada yang juga sama-sama terwakili, biar kita merasa tak sendiri.

Sastra Indonesia: Semester Dua dan Kesannya



Sastra Indonesia, jadi apa?

Mungkin pertanyaan di atas sudah tidak asing lagi di telinga para mahasiswa sastra Indonesia. Terkadang, pertanyaan tersebut mampu membuat diriku merasa cukup kesal karena yang menanyakan seolah tidak percaya bahwa lulusan sastra Indonesia dapat memiliki karir yang cemerlang. Namun, tak jarang pula yang memberikan respon positif ketika mengetahui bahwa diri ini sedang menempuh pendidikan di prodi tersebut.

Sesungguhnya, masih terlalu dini untuk menuliskan semua ini. Masih banyak pengalaman yang belum terlampaui, hanya beberapa kesan dan curhatan pribadi yang mampu diungkapkan di sini.

Kesan awal perkuliahan cukup dibuat terkejut, prodi ini memberikan kejutan yang luar biasa. Menjadi mahasiswi prodi ini ternyata bukan hanya sekedar bermodal pintar merangkai kata, cakap membuat alur cerita, dan pandai menikmati senja—seperti yang sering dikatakan orang-orang di luar sana. Sastra Indonesia mencakup jauh lebih luas dari hanya itu. Di sana kita akan membahas sejarah sastra, baik di dunia maupun di Indonesia, sampai mempelajari tata bahasa dari bahasa-bahasa lain yang memiliki hubungan dengan bahasa dan sastra Indonesia.

Pernahkah terlintas di kepalamu akan mempelajari bahasa Arab, bahasa Jawa Kuna, dan bahasa Sanskerta? Di sastra Indonesia kamu akan diajak untuk mempelajari bahasa-bahasa tersebut. Memang, hanya dasar-dasarnya saja. Tetapi, cukup membuat kepala terasa seperti sedang dikelilingi burung yang terbang melingkarinya. Namun, jangan khawatir, justru inilah yang membuatnya menyenangkan dan penuh tantangan. Mata kuliah lainnya pun tak kalah menyenangkan.

Sampai saat ini, sejujurnya aku masih memerlukan banyak adaptasi dengan prodi ini. Terlebih ketika menyadari teman-teman seperjuangan gemar membaca puisi, ada yang ingin menjadi jurnalis, bersemangat mengikuti segala macam lomba menulis, sedangkan aku... Inginku hanya mengabadikan momen lewat kamera dan menulis untuk berbagi kebahagiaan, kesedihan, dan berbagai macam perasaan. Apakah pilihanku tepat? Apakah aku tidak tersesat? Entahlah.

Namun, aku merasa berada di tempat yang seharusnya. Meskipun seringkali materi pelajaran terasa agak sulit diterima. Tapi, di sini aku merasa punya nyawa. Punya sesuatu yang ternyata aku suka. Nyaman menjadi bagian darinya.


Sesederhana itu.

Soal karir, sastra Indonesia memiliki peluang yang sangat banyak di era modern seperti ini. bisa jadi penulis, jurnalis, MC, coppywriter, editor/penyunting, penerjemah, dll. Banyak sekali.

Aku tak tahu akan menjadi apa nantinya, tapi aku hanya ingin untuk selalu berbagi setiap perasaan yang terkadang sulit diutarakan.

Untuk saat ini kucukupkan sekian.

Inilah sekilas tentang apa yang aku rasakan selama berada di prodi Sastra Indonesia.

Masih terlalu awal, aku masih perlu lebih dalam mengenal.

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

TEMUKAN SAYA

TERPOPULER

  • Tentang Kami
  • Untuk yang Tetap Memilih Sendiri
  • About Best Friend
  • Kita semua tidak baik-baik saja
  • 2521 dan Kesan Setelahnya
  • Cara Membedakan Buku Asli dan Bajakan
  • Belanja Buku Online di Shopee Mizan Jakarta (mbcjakarta), Untung Besar!
  • BerbicaraTentangBuku: Novel The Magic Library (Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken) karya Jostein Gaarder dan Klaus Hagerup
  • Kumpulan Quotes dari Buku Karya Dee Lestari
  • Ketika Kamu Beranjak Dewasa

KATEGORI

  • #30DaysWritingChallange 10
  • Cerita 24
  • Cerita Bersambung 2
  • DAY 1 : Describe your personality 1
  • Lazuardi 2
  • Puisi 5
  • Serba-serbi Perbukuan 15
  • Tentang Film 5
  • Tentang Kehidupan 41
  • Ulasan Buku 17
Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
deefesef
Hi, Devi di sini! Menuliskan apa yang tidak akan pernah dia baca, juga menulis tentang berbagai rasa dan tanya, serta banyak hal lainnya. Temui saya di : @deefesef (Instagram)
Lihat profil lengkapku

ARSIP

  • ►  2023 (1)
    • ►  Juli (1)
  • ▼  2020 (85)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  September (27)
    • ►  Agustus (16)
    • ►  Juli (7)
    • ►  Juni (8)
    • ▼  Mei (9)
      • Gagal dari Awal
      • BerbicaraTentangBuku: Novel The Magic Library (Per...
      • BerbicaraTentangBuku: Novel Evermore karya Cecilli...
      • BerbicaraTentangBuku: Kumpulan Cerpen Kuajak Kau k...
      • TentangLagu: Lagu-lagu Karya Yovie Widianto
      • Sesuatu yang Tidak Pernah Kamu Pikirkan
      • BerbicaraTentangBuku: Kumpulan Puisi Love & Misadv...
      • Kurang dari Satu Menit: #1 Memulai (lagi)
      • Sastra Indonesia: Semester Dua dan Kesannya
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (4)
  • ►  2019 (13)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2018 (5)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  Januari (1)
  • Beranda
  • Rangkaian Kata
  • Ulasan Buku

© - Devi Sofiyanti | Designed by OddThemes