BerbicaraTentangBuku: Novel Pride and Prejudice karya Jane Austen [Ulasan Buku]

Berbicara tentang buku. 

Sekilas tentang Novel Pride and Prejudice

Judul : Pride and Prejudice

Penulis : Jane Austen

Jumlah halaman : 588 halaman

Tahun terbit : Cetakan VI, September 2016

ISBN : 978-602-7870-84-0

Penerbit : Penerbit Qanita


Pride and Prejudice

Covernya asli cantik banget! Kesan klasiknya bener-bener dapet. Fontnya, desainnya, segalanya keren banget. Simple dan elegan. Suka banget liatnya.

Ini fotonya:

Pride and Prejudice Jane Austen

Di belakang buku ini tertulis:

Elizabeth Bennet dan Fitzwiliam Darcy sama sekali tidak cocok. Elizabeth menilai Mr. Darcy sebagai pria yang sok, angkuh, dan mengesalkan, sementara Mr. Darcy menganggap Elizabeth tidak anggun dan terlalu sering berprasangka.

Mereka saling bermusuhan, bahkan sering kali saling melontarkan sindiran pedas. Tapi kebencian mereka berangsur menjadi ketertarikan. Seiring berjalannya waktu, Elizabeth melihat sisi lain Fitzwilliam Darcy, bahwa dia bukanlah sekadar pria arogan seperti yang selama ini dia sangka.

Dalam Pride and Prejudice, Jane Austen menuangkan detail yang memikat tentang kisah kaum menengah ke atas pada abad ke-19. Kisah dan karakternya yang memukau membuat novel ini menjadi salah satu roman paling populer dan dicinta sepanjang masa.

“Kecerdasan Jane Austen setara dengan kesempurnaan cita rasanya.” —Virginia Woolf

Gimana, menarik bukan?

Di awal cerita aku sering kali dibuat kesal dengan karakter-karakternya. Elizabeth (Lizzy) terlalu mudah berprasangka dan Mr. Darcy selalu bersikap angkuh (gimana gak angkuh coba, ganteng iya, kaya iya, nyaris sempurna hidupnya). Menurutku, hanya Jane yang dari awal sampai akhir selalu menyenangkan. 

Kisah mereka berawal dari kepindahan Mr. Bingley ke Netherfield. Dengan kekayaan yang sudah tidak diragukan lagi, tentu saja Mrs. Bennet mendambakan salah satu dari lima putrinya akan menarik perhatian Mr. Bingley dan berharap ketertarikan itu akan berujung pada sebuah pernikahan yang akan membuat putrinya hidup makmur dan bahagia. Beliau juga menjagokan Jane, anak sulungnya, ia yakin bahwa kecantikannya akan berhasil memikat hati Mr. Bingley. 

Pertemuan-pertemuan terus terjadi, banyak peristiwa-peristiwa yang mereka lalui. Mulai dari Jane yang dipaksa berkunjung ke Netherfield, lalu lambat laun Jane dan Mr. Bingley benar-benar menjalin sebuah hubungan. Kemudian, kandasnya hubungan keduanya ketika Bingley terpaksa harus pergi ke tempat lain. Sedih banget saat Jane berusaha melupakan Mr. Bingley.

Tapi, tentu saja cerita ini bukan hanya tentang Jane dan Bingley, melainkan tentang Elizabeth dan Mr. Darcy. Kebencian Lizzy terhadap Mr. Darcy tak pernah surut. Terlebih semua orang mengakui bahwa Mr. Darcy memang sosok yang angkuh, apalagi ketika Lizzy mendengar dari Mr. Wichkham bahwa Mr. Darcy telah berbuat tidak menyenangkan padanya. Dari situ, bertambahlah kebencian Lizzy terhadap Mr. Darcy. 

Dari sekian banyak konflik dan kesalahpahaman dalam novel ini, akhirnya aku merasa lega ketika Mr. Darcy mulai menyadari perasaan cintanya pada Lizzy. Meski sempat ditolak oleh Lizzy, tapi Darcy tetap berjuang untuk mendapatkan gadis itu. Menurutnya, Lizzy berbeda dari kebanyakan wanita yang pernah dijumpainya, dan itulah yang membuatnya jatuh cinta. Lizzy yang sebelumnya berpegang teguh pada prasangkanya akhirnya mulai luluh, semua itu ketika ia menyadari bahwa Darcy masih tetap bersikap baik kepadanya dan keluarganya setelah ia menolaknya, bahkan lebih baik dari sebelumnya, dan mengetahui bahwa ternyata Darcy-lah yang telah membantu keluarganya ketika Lydia (adik Lizzy) sedang ditimpa kemalangan. 

Sayangnya, perjalanan cinta Lizzy dan Darcy tidak semulus Jane dan Bingley yang dengan mudah dapat kembali bersatu setelah sempat berpisah dan memutuskan hubungan, bahkan sampai Jane berniat untuk tidak mengingat-ingat lagi Bingley. Lizzy dan Darcy dihadapkan dengan sikap Lady Catherine (bibi Mr. Darcy) yang merasa terhina dengan rencana pernikahan Lizzy dan Darcy, ia menginginkan putrinyalah yang menikah dengan Darcy, bukan dengan Lizzy yang berasal dari keluarga (yang menurutnya) tidak terhormat dan tidak sederajat karena tidak memiliki kekayaan yang setara dengan keluarganya. Selain itu, Lizzy pun harus membuat orang tuanya yakin bahwa Mr. Darcy tak seburuk yang mereka kira.

Sampai pada akhirnya, setelah melalui hari-hari yang panjaaang dan rumit, Jane dan Bingley menikah, disusul oleh Elizabeth dan Darcy. Lalu, mereka hidup bahagia. Yeay, senang tak terkira ketika aku membaca halaman-halaman terakhir ini.

Sejauh ini novel Pride and Prejudice merupakan salah satu novel yang paling kusukai. Tak heran jika novel ini disebut sebagai salah satu roman terpopuler sepanjang masa. Jane Austen benar-benar dapat menuangkan pemikirannya dengan sangat baik dan mempesona. Setiap karakter dalam novel ini begitu kuat dan memiliki ciri khas masing-masing. Walaupun awalnya aku sempat merasa kesulitan memahami novel ini, tapi setelah membaca halaman demi halamannya aku dapat dengan mudah hanyut dalam kisah mereka, rasanya seperti candu. Selesai membaca novel ini, aku bahkan masih sering terbayang-bayang Mr. Darcy, pedahal pas awal cerita aku membencinya wkwk. 

Elizabeth dengan prasangkanya, Mr. Darcy dengan keangkuhannya. Menurutku, prasangka Lizzy membuatnya angkuh dan keangkuhan Darcy membuatnya mudah berprasangka. Jadi pada intinya mereka berdua sama-sama angkuh dan mudah berprasangka (menurutku) wkwk. Sangat sesuai dengan judulnya memang. Sukaaa.


Beberapa quotes dari Novel Pride and Prejudice:

“Oh, kau memang punya kecenderungan untuk terlalu cepat menyukai seseorang. Kau tidak pernah melihat kekurangan dalam diri siapa pun. Semua hal di dunia ini bagus dan menyenangkan di matamu. Aku tidak pernah mendengarmu mengeluhkan seorang manusia pun di dalam hidupmu.”

—hal 25

“...sifat yang rumitlah yang paling menarik. Membacanya lebih menantang.”

—hal 67

“Tapi, ungkapan ‘cinta setengah mati’ itu sangat berlebihan, meragukan, bermakna kabur,, sehingga aku tidak tahu harus berpikir bagaimana. Perasaan seperti itu biasanya muncul dari perkenalan selama setengah jam, bukan karena rasa cinta yang nyata dan kuat.”

—hal 217-218

“Saya hanya bertekad untuk mengambil tindakan yang, menurut pendapat saya, akan berujung pada kebahagiaan saya, tanpa harus mendengarkan pendapat Anda atau siapa pun yang tidak memiliki hubungan dengan saya.”—hal 539


Rate: 5/5 ⭐❤


0 Comments