Between Words | Devi Sofiyanti

Belanja Buku Online di Shopee Mizan Jakarta (mbcjakarta), Untung Besar!

Belanja Buku Online di Shopee Mizan Jakarta (mbcjakarta), Untung Banyak!

Senangnya, bulan ini bisa beli buku-buku bagus dengan harga yang amat sangat terjangkau. Murah bangeeet, seriuuus. 

Beberapa waktu lalu, aku iseng-iseng mencari toko buku yang diskonnya gak tanggung-tanggung. Ada sih, tapi buku yang kucari rupanya gak ada di sana. Lalu, aku iseng-iseng lagi, menulis judul buku yang aku incar di kolom pencarian Shopee dan keluarlah berbagai pilihan harga dan toko. Mataku langsung tertuju pada sebuah kotak yang menampilkan cover buku incaranku dengan logo Shopee Mall melekat padanya, dan harganya... mantap, kawan! 

Fyi, buku yang kuincar adalah Matilda. Buku anak karangan Roald Dahl yang melegenda. Harga normalnya di Pulau Jawa yaitu 75 ribu, dan di Shopee Mizan Jakarta hanya dibandrol dengan harga 45 ribu! Untung tiga puluh ribu, kawaaan!  Lumayan, untung segitu bisa digunakan untuk membeli buku lainnya lagi. 

Karena masih penasaran dengan koleksi Mizan Jakarta, akhirnya aku melihat-lihat tokonya (dari layar). Sebagai manusia yang menjunjung tinggi konsep hidup hemat alias sering mencari untung banyak, aku memutuskan melihat-lihat daftar buku dari harga termurah. 

Taraaa, 

Ternyata harga terendah di toko buku online ini hanya 3 ribu saja! Wah, ini sih benar-benar surga bagi pencinta buku. Oh ya, karena banyak sekali buku-buku yang harganya di bawah 30 ribu, akhirnya jariku menyerah sebelum mencapai angka tersebut. Hasil dari pencarian di kategori harga termurah itu membawaku bertemu dengan buku kumpulan quotes “A Fair Lady & A Fine Gentlemen” karya Jane Austen yang dibandrol seharga 15 ribu saja! (harga normal 69 ribu) dan buku non fiksi berjudul “Making Ideas Happen” karya Scott Belsky yang dijual seharga 20 ribu saja, harga normalnya 79 ribu. Murah banget, kan? Apalagi dapet subsidi ongkir 10 ribu. Buku, ongkir, ditambah dengan biaya penanganannya, aku cuma bayar 92 ribu sajaaa! Harusnya aku membayar sekitar 250 ribu untuk buku-buku dan biaya lainnya, kali ini aku hanya merogoh kocek kurang dari 100 ribu, senangnya. 

Untung banyaaak! 

Untuk pengemasannya sendiri aman banget walaupun hanya sekedar dibalut bubble wrap, karena bubble wrap-nya tebel bangeeet. Waktu pengemasan juga cepat, pengiriman juga cepat, pokoknya recommended deh. 

Aku gak tahu apakah promo ini akan terus berlanjut atau ada jangka waktu tertentunya, hanya saja jika kalian lagi mencari toko buku online dengan harga murah, kualitas buku baik dan gak diragukan lagi ke-ori-annya, aku saranin untuk langsung meluncur ke toko online Mizan Jakarta, ya! 

Diskonnya sendiri gak nanggung-nanggung, bisa sampai 90%. Koleksinya juga lengkap, dari buku anak sampai buku-buku non fiksi semuanya ada. Toko buku online ini juga bisa menerima pembayaran COD, lho! Asyik banget, kan? 

Tunggu apa lagi, yuk langsung belanjaaa!😍 


Lazuardi


Lazuardi 
Ternyata birumu tak mampu menahanku
Semoga mendung bukan jawaban 
Perihal rasa yang kulontarkan 
Enyahkan segala pilu 

Lazuardi 
Birumu jadi kelabu nan sendu
Selesai bukan berarti usai
Masih banyak kata mulai
Walau jawab hanya dimiliki waktu

Lazuardi
Adalah biru yang menjadikanmu kamu
Pahami yang tak dapat kaumengerti 
Bicaralah pada sunyi 
Pertahankan warnamu 

Lazuardi 
Lepaskan aku. 
Genggamlah dirimu.


Untuk kalian,

Kata-kata untuk sahabat

#30DaysWritingChallenge

DAY 10: Your best friend 


Temanya bikin perasaan gak karuan, bahagia dan sedih campur aduk.

Your best friend—my best friend.

Sahabatku.

Aku akan menulis tentang kata ‘sahabat’ dan ini yang muncul di kepala:

Tulisan ini dipersembahkan untuk para sahabat yang selalu ada. Aku mungkin gak akan menyebutkan nama, tapi jika ada salah satu dari mereka ada yang membaca ini, aku yakin mereka pasti tahu ‘ada’ mereka dalam tulisan ini.

Dari mulai kecil, SD, SMP, SMA, sampai sekarang sudah kuliah, aku bertemu dengan banyak sekali manusia-manusia dengan segala keunikannya masing-masing dan beberapa dari mereka ternyata menjadi bagian dari kisah hidupku. Beberapa sahabat dari masa yang telah berlalu, ada yang bahkan sudah tak saling sapa, beberapa memang masih sering bertukar kabar walaupun kadang pembicaraan kita tidak jelas arahnya. 

Aku bahagia ketika aku mengingat bahwa kami pernah memiliki masa-masa bahagia bersama, menghabiskan waktu bersama, bertukar cerita, dan masih banyak hal-hal lainnya yang kuingat dan aku rindukan. Sayangnya, semua tak mungkin terulang lagi. Sementara itu, yang membuatku sedih adalah ketika aku mengingat bahwa sekarang semua itu telah berlalu. Kami sudah memiliki kehidupan masing-masing, bahkan untuk sekadar bertanya kabar pun takutnya malah mengganggu.

Huft, jadi rindu. 

Apa kabar, orang-orang dari masa lalu? 

Terima kasih untuk selalu ada ketika suka maupun duka. Terima kasih untuk setiap bahagia yang tercipta. Terima kasih telah menjadi cerita yang membuatku tersenyum sekaligus berkaca-kaca ketika mengingatnya. Kami pernah sama-sama hidup dalam lingkar dunia yang sama, sebelum pada akhirnya memilih untuk mencari tempat yang berbeda. 

Aku suka sekali dengan segala yang telah kalian beri. Banyak hal-hal tak terduga yang ternyata mereka lakukan demi membuatku bahagia, walau kadang membuatku kesal karenanya, wkwk.

Untuk orang-orang yang saat ini bersamaku dan masih bersamaku, aku bersyukur ada kalian dalam hidupku. Aku tahu, suatu hari nanti kalian juga akan menjadi bagian dari orang-orang  masa lalu itu. Namun, aku yakin, semua itu tidak akan berdampak apa-apa, karena kami tahu bahwa akan selalu ada kata ‘ada’ meski tanpa jumpa sesering biasanya. Terima kasih banyak untuk segalanya. 

Memang, tak semua berjalan bersama, tapi aku sangat bahagia karena kami masih mampu bertukar cerita tentang betapa rumitnya dunia dan kami yang belum menerima bahwa diri telah beranjak dewasa. 

Kami sedang sama-sama menghadapi kerasnya dunia. Tak selalu bersama, tapi yakin bahwa akan selalu ada.

Sahabat tangannya tak selalu berjabat, tapi jiwanya mendekap erat. 

Aku percaya. 

Ini untuk kalian, orang-orang yang hadirnya memberi banyak kesan dalam kehidupan. 

Sekali lagi, terima kasih banyak.❤


Kumpulan Quotes dari Novel Pride and Prejudice Karya Jane Austen

Kumpulan Quotes dari Novel Pride and Prejudice Karya Jane Austen


Novel Pride and Prejudice karya Jane Austen merupakan salah satu roman terpopuler sepanjang masa, lho! Gak heran ya, banyak orang penasaran dengan isi novel ini dan banyak juga yang suka dengan roman ini. Meskipun usia cerita ini sudah sangat tua, tapi ada poin-poin yang masih relevan dengan kehidupan masa kini dan cerita ini pun masih banyak digemari. Kalo kata Kerispatih, tak lekang oleh waktu~ 

Nah, kali ini aku akan menuliskan beberapa quotes dari novel Pride and Prejudice. 

• “Oh, kau memang punya kecenderungan untuk terlalu cepat menyukai seseorang. Kau tidak pernah melihat kekurangan pada diri siapa pun. Semua hal di dunia ini bagus dan menyenangkan di matamu. Aku tidak pernah mendengarmu mengeluhkan seoraang manusia pun di dalam hidupmu.” —hal 25, Pride and Prejudice 

• “Aku tidak ingin terlalu terburu-buru menilai seseorang, tapi aku selalu mengatakan apa yang ada dalam pikiranku.” —hal 25, Pride and Prejudice 

• “Kebahagiaan dalam pernikahan hanyalah masalah nasib. Kalaupun kedua belah pihak sudah saling mengetahui sifat masing-masing atau bahkan memiliki sifat yang sama sebelumnya, itu tidak menjamin mereka akan berbahagia selamanya. Perbedaan akan selalu tumbuh di antara mereka setelah mereka menikah, sehingga akan lebih baik jika kita lebih sedikit mengetahui tentang calon pasangan hidup kita.” —hal 37, Pride and Prejudice 

• “Tapi, setiap dorongan perasaan seharusnya didukung oleh akal sehat, dan menurut pendapatku, usaha kita seharusnya sepadan dengan hal yang ingin kita capai.” —hal 51-52, Pride and Prejudice

• “...sifat yang rumitlah yang paling menarik. Membacanya lebih menantang.” —hal 67, Pride and Prejudice

• “Menyerah tanpa keyakinan juga bukan sesuatu yang dapat dimengerti.” —hal 78, Pride and Prejudice

• “Dengan ini, aku menyatakan bahwa tidak ada hiburan yang lebih mengasyikkan daripada membaca! Buku tidak akan mungkin menimbulkan kebosanan! Jika aku punya rumah sendiri, aku akan merana jika perpustakaanku buruk.” —hal 85-86, Pride and Prejudice

• “Aku berharap diriku tidak pernah menertawakan orang-orang yang baik dan bijaksana.” —hal 89, Pride and Prejudice 

• “Aku yakin, ada kecenderungan untuk keburukan tertentu—kelemahan alami—dalam diri semua orang, yang bahkan tidak bisa ditanggulangi oleh pendidikan terbaik sekalipun.”—hal 90, Pride and Prejudice

• “Tentang apakah dia orang yang menyenangkan ataupun sebaliknya. Bukan aku yang berhak menentukan hal itu. Aku telah terlalu lama dan terlalu baik mengenalnya untuk memberikan penilaian akan pribadinya.”—hal 122, Pride and Prejudice

• “Tapi, ungkapan ‘cinta setengah mati’ itu sangat berlebihan, meragukan, bermakna kabur,, sehingga aku tidak tahu harus berpikir bagaimana. Perasaan seperti itu biasanya muncul dari perkenalan selama setengah jam, bukan karena rasa cinta yang nyata dan kuat.” —hal 217-218, Pride and Prejudice

• “Sebagian sifat dan gagasan kami ternyata sama. Sepertinya kami memang tercipta untuk satu sama lain.”—hal 329, Pride and Prejudice

• "Bukannya aku takut pada diriku sendiri, tapi aku mengkhawatirkan penilaian orang-orang.”—hal 498, Pride and Prejudice

• “Saya hanya bertekad untuk mengambil tindakan yang, menurut pendapat saya, akan berujung pada kebahagiaan saya, tanpa harus mendengarkan pendapat Anda atau siapa pun yang tidak memiliki hubungan dengan saya.”—hal 539, Pride and Prejudice

Itulah beberapa quotes dari novel Pride and Prejudice karya Jane Austen, adakah yang sesuai dengan dirimu?




 

Lazuardi: Lebih Baik Selesai

Lazuardi 
Birumu akan selalu kurindu
Atap paling teduh 
Menaungi segala sendu
Meski tujuan gagal ditempuh 

Lazuardi
Tempatmu tak terjangkau olehku
Mungkin terlalu jauh
Aku tak pernah tahu 
Harap tak putus kurengkuh 

Lazuardi 
Perihal aku dan kamu 
Perihal cerita yang tak utuh
Semoga abadi dalam memorimu 
Kecuali kamu merelakannya luruh

Lazuardi 
Jangan bermain dengan waktu
Sadari kisah ini hanya separuh
Berhenti bertahan di atas semu
Semua sudah telanjur keruh

Lazuardi
Lebih baik selesai dan biarkan banyak hal terpaksa dijadikan sesal. 


Tulisan Tentang Kebahagiaan

Tulisan Tentang Kebahagiaan

#30DaysWritingChallenge

DAY 9: Write about happiness  


Setelah bolos satu hari, hari ini kembali semangat menulis, kebetulan temanya benar-benar ‘sesuatu’ yang aku butuhkan saat ini. 

Pernah kukatakan, menulis tentang kebahagiaan itu sulit. Sulit sekali. Terlalu banyak hal yang muncul di kepala. Banyak sekali hal-hal kecil yang membuat kita bahagia, salah satunya adalah melihat orang lain bahagia.

Aku bahagia melihat anak kecil bermain dengan teman-temannya, aku bahagia melihat balita yang tak pernah putus asa ketika belajar melangkahkan kakinya, aku bahagia melihat orang lain tersenyum ketika ia menatap layar ponselnya, aku bahagia ketika mendengar orang lain bahagia. Dan masih banyak lagi bahagia-bahagia yang lainnya, yang tak mungkin kutuliskan semua. 

Jadi, apa kamu masih sering berpikir bahwa kebahagiaan sulit didapatkan? 

Sesungguhnya kebahagiaan itu dekat. Bahkan, kukira rasa bahagia adalah sesuatu yang menyatu dalam jiwa. 

Jika ada tanya tentang bagaimana cara untuk bahagia, akan kujawab bahwa dirimu sendiri adalah kuncinya. Bahagia bukan perkara senang dan hura-hura, bahagia adalah ketika kita mampu menerima segala yang ada. 

Siapa yang membuat kita bahagia? 

Kamu tahu jawabnya. Sebab, bahagia adalah perkara sesuatu yang dirimu cipta, bukan orang lain yang memberikannya. Jika orang lain memberimu banyak bahagia, sedang kamu tak mau menerimanya, apakah kamu akan bahagia? Kurasa, tidak. 

Bahagia juga bukan tentang sesuatu yang besar wujudnya, tapi seberapa mampu kita menyadarinya. 

Terkadang, aku merasa bahwa aku tak pernah benar-benar bahagia, tapi ternyata aku salah. Sebetulnya, aku yang jarang menyadari bahwa bahagia selalu ada.

Aku bahagia dengan hal-hal kecil, aku bahagia ketika orang bahagia karenaku. 

Banyak sekali alasan untuk bahagia, bukan?

Lalu, mengapa kita masih lebih sering mengagung-agungkan kesedihan? 

Barangkali, kita sebagai manusia hanya mengingat sesuatu yang singkat, dan kesedihan adalah singkat, sedang bahagia adalah sesuatu yang sebenarnya selalu ada. Lebih mudah mengingat-ingat yang singkat, dibandingkan dengan yang selalu bersama berdampingan. 

Bahagia adalah sesuatu yang tak bisa dengan mudah dijelaskan, tapi kita tahu dengan pasti ketika hal itu kita rasakan. 

Menulis tentang kebahagiaan, mungkin cukup sekian. 

Aku hanya ingin mengatakan bahwa kamu harus merasakan. Rasakan kebahagiaan dengan pelan, dan kamu tak butuh alasan untuk menentang apa yang hatimu coba sampaikan. 

Kebahagiaan. 


Kekuatan musik yang barangkali tak kita sadari. 

#30DaysWritingChallenge

DAY 8: The Power of Music

Kekuatan musik

Seberapa berpengaruhnya musik bagi hidup kamu? Mungkin bagi sebagian orang, musik adalah sesuatu yang tidak bisa ditinggalkan dalam hampir setiap kegiatan yang ia lakukan. Makan dengerin musik, mau tidur dengerin musik, belajar dengerin musik, kerja sambil denger musik juga, masak juga gak ketinggalan musik dibawa-bawa. Music for life, pokoknya!

Pernah gak sih kamu lewat ke suatu tempat dan gak sengaja  mendengar musik, lalu tiba-tiba kamu menghentikan langkah hanya untuk mendengarkan musik tersebut lebih lama lagi? Mungkin saja itu adalah musik kesukaanmu atau barangkali itu justru adalah lagu yang baru pertama kali kamu dengar dan kamu merasa tertarik untuk mendengarnya lebih lama lagi?

Nah, dari situ sudah terlihat bahwa musik memiliki kekuatan yang cukup besar bagi kehidupan. Senang dengerin musik, sedih, dengerin musik, marah dengerin musik, dari semua perasaa-perasaan itu pelarian manusia pasti kepada musik. 

Aku juga merupakan salah satu manusia yang percaya dengan kekuatan musik. Memang, aku bukan seorang penikmat musik garis keras yang kapan pun, di mana pun, dan dengan siapa pun pasti mendengarkan musik. Aku hanya mendengarkan musik saat aku benar-benar ingin, jadi jangan kaget kalo aku gak tahu judul dari lagu yang baru saja rilis. Aku gak se-update itu tentang musik. 

Biasanya aku mendengarkan lagu-lagu dari Isyana Sarasvati, Nadin Amizah, Yovie and Nuno, dan beberapa lagu lawas yang sampai hari masih sering terngiang di kepala. Aku mendengarkan lagu-lagu mereka karena aku dapat menjadi diriku sepenuhnya ketika mendengarkan lirik demi lirik yang kurasa ‘aku banget’ dilantunkan dengan indah oleh mereka. 

Ketika mendengarkan lagu-lagu mereka aku merasa segala perasaan yang mengganjal dalam hatiku lebur begitu saja. Tak jarang aku sampai menangis dibuatnya, tapi setelah itu aku kembali menemukan kekuatan baru untuk menghadapi dunia. Dengan mendengarkan musik kita dapat menumpahkan segala perasaan yang kita rasa, membuat kita seolah tak memiliki beban dalam kehidupan. Musik dapat membuat suasana hati kita menjadi lebih baik. Kalo aku handphone, mungkin musik adalah salah satu chargeran yang menjadi alat untuk menghubungkan diriku yang mulai lemah dengan energi baru. 

Menurutku, musik memiliki kekuatan tersendiri yang mampu menyapa secara personal ke setiap jiwa manusia, sehingga saat mendengarkan musik, kita merasa memiliki teman dan merasa dimengerti. Jujur, aku tidak bisa bermain alat musik, tapi aku merasa begitu dekat dengannya. 

The power of music is real. 


Rectoverso

#30DaysWritingChallenge

DAY 7: Favorite Movie

Film Rectoverso

Sulit sekali rasanya memilih film favoritku, karena pada dasarnya kebanyakan film-film yang aku tonton adalah kesukaanku. Entah kenapa aku menjadi seorang pemilih akut, termasuk ketika hendak menonton film, sehingga setiap film yang kutonton, pasti pada akhirnya akan kusuka hehe. Hal itu karena sebelum menonton aku selalu mempertimbangkannya terlebih dahulu, hehe.

Namun, untuk kali ini hanya akan ada satu film yang akan kubahas. Judul film tersebut adalah Rectoverso, sebuah film yang diangkat dari cerpen dengan judul serupa karya Dee Lestari. Film ini sama seperti cerpennya, terpisah-pisah, namun tetap terasa utuh.

Di bawah ini akan aku tuliskan sinopsis film Rectoverso yang dikutip dari blognya Ibu Suri:

Malaikat Juga Tahu, bercerita tentang perjuangan Bunda membesarkan anaknya yang autis, Abang. Konflik muncul ketika Abang dan adiknya Hans jatuh cinta kepada perempuan yang sama, yakni Leia.

Cecak di Dinding, berkisah tentang hubungan sesaat antara Saras dan Taja. Meski singkat, hubungan tersebut meninggalkan kesan mendalam bagi Taja. Namun, hatinya mesti patah dua kali ketika mengetahui Saras akhirnya menikah dengan sahabatnya, Irwan.

Firasat, bercerita tentang Senja yang tinggal berdua dengan ibunya. Senja kerap mengeluh tentang firasat-firasat dan mimpi buruknya. Untuk mengatasi isu indra keenamnya, Senja bergabung dengan Klub Firasat yang dipimpin oleh Panca. Senja begitu resah karena firasat buruknya kali ini menyangkut Panca yang dicintainya.

Curhat Buat Sahabat, berpusat kepada hubungan platonik antara dua sahabat, Amanda dan Reggie. Amanda, yang gonta-ganti pacar dan berakhir dengan orang yang menyakitinya, tak pernah sadar bahwa Reggie adalah orang yang paling tulus mencintainya.

Hanya Isyarat, berkisah tentang Al yang bersua dengan para backpacker, yakni Tano, Bayu, Dali, dan Raga. Al jatuh cinta kepada Raga. Satu malam, mereka berlomba bercerita kisah paling sedih. Al akhirnya tahu cintanya memang tidak akan pernah kesampaian.

 

Ini adalah salah satu film yang menurutku kaya akan makna. Setiap karya yang hadir dari Ibu Suri memang selalu memiliki ’sesuatu’. Film ini banyak mengajarkan tentang hal-hal penting dalam kehidupan yang seringkali kita lewatkan.

Saat menonton film ini, kita diajarkan tentang sebuah ketulusan, tentang kesabaran, tentang harapan, tentang keikhlasan, dan banyak hal lainnya tentang kehidupan. 

Aku sangat menyukai film ini. Pokoknya, film ini sangat kurekomendasikan.❤

Sinematografinya juga keren.❤😭

 

 

Mengenang Masa Kecil Lewat Majalah Bobo


Beberapa minggu belakangan ini, aku sering banget melihat postingan para bookstagrammer yang membahas tentang buku-buku kesukaan mereka di masa kecil. Dari situ, aku mulai mengingat kembali buku-buku apa saja yang pernah aku baca di masa kecil, kemudian muncullah dua buku yang paling membekas di ingatanku. 

Majalah Bobo dan Merak yang Sombong. 

Nah, karena aku lupa menyimpan buku-buku itu di mana dan sesungguhnya memang malas juga mencarinya, kuputuskan untuk beli saja~ karena gak menemukan buku Merak yang Sombong dengan cover yang kukenal, jadi beli Majalah Bobo dulu saja~ 


Tak berselang lama dari tanggal pembelian, majalah-majalah tersebut mendarat dengan cantik di rumah. Ada perasaan hangat yang tiba-tiba menjalar di sekujur tubuhku. Memori masa kecil sepertinya sedang berduyun-duyun menghampiri untuk mengatakan, "kamu telah lama meninggalkan kami. Meninggalkan banyak hal yang kamu sukai." fiuuuh, rasanya seperti tersedot ke dalam lingkaran masa lalu.

Meskipun yang kubeli ini bukan edisi yang begitu lawas dan tahun terbitnya hanya berjarak lima tahun dari hari ini, isinya ternyata masih sama seperti dulu. Aku membuka halaman demi halamannya dengan hati penuh kegembiraan, sama seperti waktu kecil dulu. Mungkin awal dari rasa cintaku terhadap membaca juga salah satunya berasal dari sini.

Dalam majalah anak-anak yang tebalnya tak seberapa ini, banyak sekali hal-hal yang membuat aku seolah kembali mengunjungi diriku di masa lalu. Pertama, aku jadi teringat kembali dengan cerita-cerita Bobo, ingat sekali dulu pernah memilih tokoh-tokoh favoritku, menandainya dan mengatakan kepada sepupuku bahwa aku telah memilihnya dan dia harus mencari tokoh lain. Kedua, aku bertemu lagi dengan Nirmala, salah satu tokoh dalam cerita dongeng di Majalah Bobo yang pernah membuatku terobsesi ingin menjadi sepertinya. Dan yang terakhir, Bona! Yap, gajah kecil berwarna merah muda dengan belalai yang panjang itu berhasil membuatku mengingat betapa bahagia dan cerianya aku setiap kali menyusuri halaman-halaman majalah tersebut.

Aku merasa seperti berjumpa kembali dengan kawan-kawan lama yang hampir kulupa, tapi di antara kami ada ikatan yang akan selalu mengingatkan tentang indahnya kenangan-kenangan tersebut. Jujur, awalnya aku tak mengingat adanya Nirmala dan Bona dalam Majalah Bobo, tapi begitu melihatnya aku langsung mengenalinya tanpa kecuali. Seperti teman masa kecil yang kembali bertemu dalam reuni. 

Mengenang masa kecil lewat Majalah Bobo ternyata menyenangkan, seperti mengembalikan kembali ingatan-ingatan yang sudah terlewatkan, meskipun hanya dalam bentuk kenangan dan gejolak perasaan. Dan ternyata, bukan hanya aku saja yang merasa kembali ke masa lalu ketika melihat majalah bobo, beberapa dari teman-temanku pun mengungkapkan hal yang sama ketika mereka melihat postinganku tentang Majalah Bobo ini. 

Kita semua perlahan tumbuh dan melupakan hal-hal yang amat kita suka, dan ketika mata kita kembali melihatnya, semuanya seolah tampak nyata seperti dahulu dan ada sebuah perasaan yang tak mampu kita jelaskan, yang hadir dari jiwa yang berbeda dalam tubuh yang sama. 
Lazuardi


Lazuardi 
Siang jadi hal yang tak lagi riang
Malam kemudian hadir sebagai penenang
Semua berubah tanpa bisa kucegah

Lazuardi 
Kamu dan aku 
Adalah hijau merah muda dan biru
Adalah langit dan bumi

Lazuardi 
Beda adalah kita 
Kata sama kini tak bermakna 
Banyak ragu membatasi 

Lazuardi
Dapatkah aku berhenti dari kecepatan berlari yang semakin hari membuatku semakin hilang kendali. 

 Untuk yang Tetap Memilih Sendiri

Untuk yang Tetap Memilih Sendiri


#30DaysWritingChallenge

DAY 6: Single and Happy

Zaman sekarang ini sendirian kadang terlihat menyeramkan. Banyak yang memilih berdua karena menurutnya hal itu yang membuatnya bahagia. Tapi, kukira bahagia tak harus selalu tentang bersama dengan yang lainnya, apalagi jika ada rasa terpaksa di dalamnya. 

Sendiri, justru membuat kita lebih mengenal diri. Sendiri tidak berarti rasa sepi lebih sering menghampiri. Jadi, apa memang harus bersama orang lain yang sesungguhnya tak benar-benar kamu cintai hanya demi sebuah kebahagiaan yang belum pasti? 

Kurasa tidak perlu. Itu hanya akan membuang waktu, baik waktunya maupun waktumu. 

Sendirian juga dapat menghadirkan banyak kebahagiaan. Banyak hal yang dapat kamu eksplor sendirian. Sesuatu yang memang tak pelu orang lain untuk ikut andil dalam mewujudkannya. 

Single and happy, kenapa tidak?

Berdua dan bahagia adalah dua hal berbeda. Oleh sebab itu, tidak perlu cemas jika salah satu di antaranya tak kamu punya. Sendirian juga bukan lawan dari kebahagiaan. Tidak ada alasan untuk menyangkal pernyataan bahwa sendirian pun kamu bisa mengecap kebahagiaan. 

Single and happy—suatu pilihan untuk merasa dicintai oleh dirimu sendiri. 

Yang kamu perlu untuk bahagia adalah mencintai dirimu sendiri, bersama orang lain tak berarti kebahagiaan akan menjamin. 

Lebih baik sendiri, daripada berdua tapi untuk bahagia pun sulit dicari. 



 

About parents

#30DaysWritingChallenge

DAY 5: Your Parents 


Love. 

Itulah kata yang terlintas di kepalaku ketika melihat tema hari ini adalah tentang orang tua. Hmmm, aku mau menulis apa, ya? Rasanya, banyak hal menarik yang ingin kubagi dengan dunia perihal betapa berharganya mereka. 

Orang tuaku... aku yakin, pasti nyaris tiada beda dengan orang tua pada umumnya. Orang tua yang juga gemar memarahi dan menceramahi anaknya, hihi. Tapi, aku tahu kok bahwa mereka sebenarnya sangat mencintai dan menyayangiku, walau dari mulutnya jarang terucap kata-kata yang menunjukkannya, tapi tindakannya mencerminkan itu semua. 

Adalah orang-orang hebat. Itulah yang kutahu. 

Di antara banyaknya hal yang ingin kubagi, aku hanya akan menuliskan hal yang membuatku selalu tersenyum ketika memikirkannya. 

Hal itu adalah perkara keributan antara orang tua dan anak. Yap, ribut wkwk. Sepertinya kalo aku ada di rumah, nyaris tidak ada hari yang dilalui tanpa keributan-keributan yang sebetulnya tidak berguna wkwk. Lho, kok nyeritain ribut? Emang ribut seru? 

Gimana, ya...

SERU wkwk, walaupun ujungnya pasti akan diem-dieman. 

Karena dengan ributlah kedekatan kami jadi semakin erat. Hal paling menarik bagiku tentang keributan ini adalah saat bagian meminta maaf. Biasanya ketika salah satu dari kami yang memang salah dan kemudian merasa bersalah, akan meminta maaf dengan cara tiba-tiba jadi baik. Aku yakin, di luar sana juga banyak yang seperti ini. 

Menurutku hal ini sangat, sangat, sangat menarik. Tanpa mengucapkan maaf, kita pasti akan langsung yakin bahwa kita telah dimaafkan (percaya diri banget wkwk). Makanya, sok-sok jadi baik. Setelah itu, semua kembali seperti semula seolah tidak terjadi apa-apa. Uniknya, adegan marah-marahan dan diem-dieman ini gak pernah berlangsung lebih dari setengah jam, wkwk. Bahkan nih ya, kayaknya kami pernah langsung baikan di menit yang sama dengan adegan diem-dieman itu, kemudian kembali seperti biasa. 

Hal kecil yang bagiku sangat menarik dan membuatku ingin tertawa. 

Hubungan orang tua dan anak memang hubungan paling unik di dunia, karena di dalamnya penuh ketulusan dan rasa cinta. 

Selain hal unik tersebut, aku juga ingin menyampaikan bahwa aku sangat bersyukur karena aku ada karena mereka. Orang-orang hebat dan luar biasa yang selalu kucinta. 

Terima kasih telah memberikan banyak hal yang sangat berharga, aku tahu luasnya semesta tak akan mampu mengukurnya. 


Film Pendek di Disney+ Hotstar yang Wajib Kamu Tonton


Disney+ Hotstar baru-baru ini sedang menjadi perbincangan hangat di media sosial maupun dunia nyata, terutama di antara para pecinta film. Sepertinya banyak yang beramai-ramai berlangganan, apalagi di masa pandemi seperti ini, hiburan menjadi salah satu hal penting untuk menjaga kewarasaan. 

Nah, kalo sudah berlangganan, sayang ‘kan kalo kita gak nonton? 

Kamu sudah punya daftar tontonan belum? Sudah sempat menontonnya? 

Barangkali, kamu sudah memiliki daftar tontonan yang sangat panjaaang melebihi gerbong kereta, tapi sayangnya belum menemukan waktu yang pas untuk menontonnya. Tak bisa dipungkiri ya, walaupun di rumah saja, pekerjaan tetap mengalir tanpa jeda. Oleh karena itu, kali ini aku akan merekomendasikan film-film pendek di aplikasi Disney+ Hotstar yang dijamin tak akan menyita banyak waktu. Jadi, kamu bisa tetap menonton film disela-sela kesibukanmu. Apa saja film-film tersebut? Yuk, baca tulisan di bawah ini!


1. Bao

Film ini benar-benar menyentuh. Saat menonton film ini kita diajak untuk merasakan betapa bahagianya seorang ibu ketika ia melihat anaknya untuk pertama kali, ia juga bahagia melihat pertumbuhan si anak dari hari ke hari. Namun, pertumbuhan yang terlalu cepat membuat ibu tersebut harus mengalami berbagai rasa sedih. Sebab, si anak sudah mulai mandiri dan menemukan dunianya sendiri, hingga pada akhirnya si ibu akan kembali sendirian dan merasa sepi. 

Uniknya, film ini tidak langsung menampilkan si anak dalam wujud manusia, melainkan sebuah bakpau yang tiba-tiba hidup, hal itu karena di awal cerita si ibu sudah kesepian dan menderita sindrom sarang kosong. 

Secara tidak langsung, film ini mengajak kepada kita semua untuk lebih perhatian terhadap orang tua, seperti saat orang tua memberikan perhatiannya kepada kita saat kita belum banyak mengenal dunia.


2. La Luna

La Luna menceritakan tentang seorang anak yang sedang ikut bekerja untuk pertama kalinya bersama kakek dan ayahnya. Pekerjaan tersebut mengharuskan mereka berada di lautan dan menunggu waktu yang pas untuk melakukan pekerjaannya. Beberapa saat kemudian muncul bulan besar. Ayahnya kemudian menyiapkan tangga dan sauh yang diikatkan pada tubuh si anak, lalu meminta si anak untuk naik ke bulan. Awalnya si anak ragu, tapi ia tetap menurut. Saat sudah berada di anak tangga terakhir, ia melayang dan terjatuh di permukaan bulan yang dipenuhi bintang. Ia takjub, ternyata sinar rembulan berasal dari cahaya bintang-bintang. Tak lama kemudian, ayah dan kakeknya menyusul. Mereka lalu menyapu bintang-bintang yang beserakan di permukaan bulan. Namun, tiba-tiba ada sebuah bintang yang sangat besar jatuh menimpa bulan, dan ujung bintang tersebut menancap di sana. Sang ayah dan kakek mencoba untuk mencabut dan memindahkan bintang tersebut, sayangnya tidak berhasil. Lalu, anak tersebut menghampiri bintang tersebut dan memukulnya dengan palu, kemudian bintang besar itu pecah menjadi bintang-bintang kecil. Setelah itu, mereka melanjutkan menyapu sampai sinar bintang-bintang itu membentuk bulan sabit.

Menurutku, film ini benar-benar keren. Dari film ini kita akan menemukan banyak sekali pelajaran. Kita dilatih untuk berani, patuh pada orang tua, dan mencoba untuk menyelesaikan permasalahan dengan cara yang berbeda, serta kita juga harus percaya pada kemampuan diri kita sendiri. 


Itulah dua film pendek yaang wajib kamu tonton di aplikasi Disney+ Hotstar. Kedua film tersebut sama sekali tidak memiliki percakapan, tapi maknanya tersampaikan dengan baik. 

Jangan lupa untuk menonton dua film keren ini, ya!


Neverland dan Moors


#30DaysWritingChallenge

DAY 4 : Places you want to visit. 


Di dunia ini, tempat yang ingin aku kunjungi rasanya sudah tak terhitung oleh jari. Aku ingin pergi ke banyak tempat indah, tanpa terkecuali. Sayangnya, semuanya tak dapat begitu saja terjadi. Ada harga yang harus dibayar untuk setiap pijakan kaki. Karena hal tersebut, aku memutuskan untuk sejenak menahan diri. Semua ada waktunya, hal itu mungkin akan terwujud nanti. 

Selain tempat-tempat indah yang nyata dan belum sempat aku jelajahi, ada tempat-tempat lainnya yang juga sangat ingin aku kunjungi. 

Untuk yang pertama, tempat itu bernama Neverland.

Sebuah tempat penuh kejutan dan petualangan. Tempat di mana segala hal bisa menjadi kemungkinan. 

Aku selalu membayangkan tinggal di Neverland ditemani oleh seorang peri. Menetap di sebuah rumah pohon yang kayunya mengeluarkan wangi yang menenangkan. Aku ingin setiap hari berjalan di antara bunga-bunga dan rerumputan, ingin melihat ombak yang bekejaran (tapi please, jangan ada Captain Hook). 

Jangan lupa, aku juga ingin ada sebuah perpustakaan di Neverland. Perpustakaan yang memuat banyak buku mengagumkan, kalo bisa seluruh buku di dunia harus ada di Neverland. Titik. 

Apa aku hanya tinggal bersama peri? Tentu tidak, aku juga ingin bersama dengan orang-orang yang aku sayangi. 

Kalo bisa, selain ke Neverland, aku juga ingin ke Moors. Sepertinya menyenangkan hidup dikelilingi peri-peri yang tingkahnya beragam sekali. 

Ah , sudahlah... pada akhirnya ini semua juga hanya bagian dari imaji. Tapi, tak apa. Untuk saat ini, memiliki imajinasi juga termasuk ke dalam hal-hal penting yang harus kita miliki untuk bertahan hidup. Sebab, langkah kita kini dibatasi. Belum leluasa pergi ke sana kemari. Imajinasi menjadi salah satu tempat yang bebas kita kunjungi sesuka hati. 

Dan aku berharap, semoga ada tempat di bumi ini yang seindah Neverland dan Moors (aku yakin, di bumi ada yang lebih indah, hanya saja tanpa peri), aku ingin mengunjunginya suatu hari nanti.


Rentang Kisah


Siapa yang sudah nonton film Rentang Kisah? Di postingan sebelumnya aku pernah menyinggung tentang film Rentang Kisah dan mengatakan bahwa aku akan menjelaskan sedikit tentang apa yang aku dapatkan dari menonton film tersebut. Sebuah film yang diangkat dari buku dengan judul yang sama karya Kak Gitasav (Gita Savitri Devi) yang menceritakan tentang perjalanan hidupnya yang ternyata tak sesempurna yang aku kira sebelumnya. 

Pada tanggal 11 September 2020, film Rentang Kisah untuk pertama kalinya tayang di aplikasi Disney+ Hotstar. Sebetulnya aku sudah lebih dulu penasaran ingin membaca bukunya, tapi sayangnya belum terwujud sampai hari ini. Oleh karena itu, aku memutuskan untuk menonton filmnya. Tepat di hari pertama penayangannya, aku langsung bergegas menonton filmnya. Tak ada ekspektasi yang begitu tinggi, takut kecewa. Tapi ternyata... duaaar... benar-benar sebagus itu! 

Menurutku film ini benar-benar paket komplit. Semua perasaan ada dan selalu berhasil menguras emosi. Senang, sedih, bimbang, takut, marah, segala bentuk perasaan tercampur dengan sempurna. Sepanjang menonton film tersebut, aku dibuat tersenyum, tertawa, berkaca-kaca, hingga berurai air mata. Lengkap banget. Kisah yang disuguhkan pun dikemas dengan sangat apik dan menarik. Tentang keluarga ada, persahabatan ada, percintaan ada, masalah ekonomi ada, dan banyak hal lainnya.

Nilai tambah lainnya adalah Beby Tsabina benar-benar menghayati perannya. Aku bisa merasakan sesuatu yang biasanya kulihat pada diri Kak Gita saat aku menonton video-videonya, hadir di Beby. Gerak-gerik dan cara bicara Kak Bio One juga mengingatkanku pada Kak Paul. Dan yang terpenting, rasa dan pesan dalam film ini tersampaikan dengan sempurna.

Setelah selesai nonton film ini, aku jadi tergerak untuk melakukan sesuatu, meskipun aku sendiri gak tahu apa yang harus kulakukan. Aku terinspirasi oleh Kak Gita. Kak Gitasav yang bahkan dulu gak tahu mata pelajaran yang disukainya, sekarang sudah bisa sukses dengan caranya sendiri. Dengan bidang yang ia tekuni. 

Film ini wajib ditonton oleh siapa pun, terutama untuk kita-kita yang sedang bingung dengan masa depannya.😹 

Aku menemukan harapan dan semangat baru setelah menonton film ini. Aku jadi lebih yakin bahwa setiap orang bisa sukses dengan caranya sendiri, dan aku pun kembali tersadar bahwa hal yang kita lihat menyenangkan hari ini adalah hasil dari perjuangan yang melelahkan serta rasa sakit di hari lalu. :’)


Ingatan untuk dikenang

A Lovely Memory

#30DaysWritingChallenge

DAY 3 : A Memory 


A memory—sebuah ingatan yang dikenang.

Setiap hari kita mengukir cerita. Merekam banyak benda, kejadian, manusia, rasa dan beberapa hal lainnya dalam bentuk sebuah ingatan yang lambat laun akan menjadi kenangan. Hari-hari tersebut perlahan berjarak semakin jauh dari kita. 

Di antara banyak hal yang aku simpan dalam ingatan, aku cenderung lebih mudah mengenang tentang perasaan daripada kejadian atau hal lainnya. Terkadang, banyak hal dengan mudah aku lupakan, tapi tidak apabila di dalamnya memuat tentang perasaan. 

Di sini, aku akan bercerita tentang ingatan yang selalu kukenang. Tentang masa-masa indah yang sudah berlalu, tentang seseorang dan perasaan yang aku rasakan saat bersamanya. Hal yang tak akan pernah terulang kembali. 

Hal yang tak pernah kulupa adalah ketika mendengar bahwa aku adalah alasan untuk seseorang mempertahankan hidupnya, walau dalam hidupnya ia merasa sangat tersiksa dengan sakit yang ia derita. Jariku terlalu kaku untuk menuliskan siapa dia, tapi kuyakin beberapa dari kalian tahu siapa yang kumaksud. Ia adalah orang yang paling kusayang di dunia—seseorang yang darinya aku ada. Aku tak bisa mengingat dengan sempurna kata-kata yang ia ucapkan saat itu, aku juga lupa apakah aku hanya menggenggam tangannya erat atau memeluknya dengan kuat. Tetapi, aku ingat dengan pasti apa yang kurasa, bahkan sampai hari ini dan nanti. Aku yakin, aku akan tetap mengingatnya, selalu. Saat itu, aku bahagia dan terluka dalam waktu yang sama. 

Ia adalah seseorang yang mengenalkanku pada banyak perasaan. Pada rasa bahagia, rasa sedih, marah, takut, kecewa, dan segala rasa yang ada di bumi. Ia juga memberiku banyak kenangan tentang perasaan-perasaan itu. Ia mengatakan cinta tanpa perlu bersuara dan uniknya aku dapat merasakannya. Lalu, cinta tersebut tinggal di hatiku selamanya. Ingatan-ingatan bersamanya adalah hal yang tak lelah untuk terus kukenang, apalagi jika dilengkapi dengan alunan indah dari lagu yang berjudul Rumpang milik Nadin Amizah. 

Dalam ingatanku, aku menyimpan banyak rasa yang kupelajari darinya. Dari ingatanku tentangnya, aku dapat melihat semesta dan cerita-cerita di dalamnya dari berbagai sudut yang berbeda. 

Bersamanya aku merasakan banyak sekali perasaan-perasaan yang tak bisa kuungkapkan lewat lisan atau pun tulisan. Perasaan-perasaan yang sampai saat ini masih melekat dengan begitu rekat di tempat bernama ingatan, aku menyebutnya kenangan. 

A lovely memory.

 


Sebuah tulisan tentang kebahagiaan.

Hal Terbahagia

#30DaysWritingChallenge

DAY 2 : Things that makes you happy 


Jika ada yang bertanya tentang hal apa yang membuatmu bahagia, kamu jawab apa? 

Kalo aku akan mengatakan begini,

Berbicara tentang hal yang membuatku bahagia, aku kira tak akan pernah ada habisnya. Sebab, bahagia hadir dengan banyak ragamnya. Namun, saat ini yang terlintas di dalam pikiranku adalah... aku merasa bahagia ketika seseorang menyadari bahwa aku ada. Untuk kali ini, itu yang akan aku ungkapkan. 

Aku merasa benar-benar bahagia ketika ada seseorang yang selalu mengingatku dan menyadari keberadaanku, ada atau tiada aku di dekatnya. Kurasa beberapa orang juga mungkin memiliki jawaban yang sama denganku. Entah kenapa, aku merasa begitu bahagia ketika hadirku dapat melengkapi mereka. Aku merasa bahagia dan hidupku terasa lebih bermakna. 

Tampak sangat sederhana, tapi dengan begitu aku semakin yakin bahwa hadirnya aku di dunia adalah hal yang tak sia-sia. Tentunya hal tersebut membuatku bahagia, sangat bahagia. Aku benar-benar bahagia ketika seseorang menggapku ada. Banyak hal di dunia ini yang dapat membuatku bahagia, tapi hal ini adalah salah satu wujud kebahagiaan yang tak terkira.

Aku bahagia ketika hadirku dapat memberikan warna dalam kehidupan manusia lainnya. Lengkap dan sempurna, itulah yang aku rasa. Sebuah definisi lain dari kata bahagia, menurutku begitu. Aku suka ketika seseorang membutuhkanku, ketika seseorang mengatakan atau menjukkan bahwa ia juga bahagia karena aku ada di dalam hidupnya. Bahagia bukan hanya tentang hal-hal yang dapat kau lihat dan dengar, tapi juga apa yang kau rasa. Bahagia banyak bentuknya, dan sekali lagi kutegaskan bahwa aku bahagia ketika seseorang menyadari bahwa aku ada. 

Sampai di sini dulu untuk hari kedua. Lebih singkat dari yang kemarin, karena bahagia ternyata lebih mudah dirasa, tapi cukup sulit disampaikan lewat kata-kata.


Hai, ini Aku

Diriku yang Aku Kenal

#30DaysWritingChallenge

DAY 1 : Describe your personality 

Kalimat pembuka dulu, ya. Jadi hari ini aku abis nonton filmnya Kak Gitasav dan perasaanku kayak campur aduk gitu (nanti di next post bakal aku jelasin tanpa spoiler) dan di akhir film aku berpikir bahwa aku harus melakukan sesuatu (ceritanya aku tuh terinspirasi sama Kak Gita). Dan jeng... jeng... pas buka aplikasi Instagram dan lihat-lihat insta stories, aku tertahan di insta stories-nya Kak Seruni Puti (@ssseruni) dan nemuin challenge ini. Berasa nemu harta karun! Aku sedang benar-benar butuh inspirasi untuk menulis kemudian tiba-tiba menemukan challenge ini. Tanpa pikir panjang, aku langsung yakin bahwa aku akan mengikuti challenge ini. Terima kasih Kak Cuni. Ini bukan pertama kalinya aku menulis gara-gara liat insta stories-nya Kak Cuni, sebelumnya aku juga pernah menulis tentang bahasa cinta. Terima kasih Kak untuk selalu menginspirasi.

Oke, kayaknya pembukanya kepanjangan. 

Sesuai dengan tema hari ini, aku bakal nulis tentang kepribadianku. Tipe kepribadianku sendiri adalah INFP, sudah bisa dipastikan bahwa aku adalah seorang introvert. Namun, aku bukan seorang penyendiri kok. Aku nyaman berkumpul dan bergaul dengan orang lain. Dari kecil, aku juga gak pernah merasa kesulitan buat bergaul. Cuma... cuma... aku tuh gak bisa langsung akrab sama seseorang, kecuali memang menemukan orang yang satu frekuensi. Kalo memang satu frekuensi, pertemuan pertama pun akan terasa seperti sudah ratusan tahun mengenalnya. Auto akrab kuadrat pokoknya.

Hal lainnya tentang diriku adalah gak enakan. Yap, kayaknya aku sering banget merasa serba salah dan marah kepada diriku sendiri gara-gara aku tuh gak enakan. Hal ini seperti koin yang mempunyai dua sisi yang saling bertolak belakang. Di sisi pertama, aku akan lebih menghargai dan memikirkan perasaan orang lain sebelum mengambil keputusan. Namun, di sisi lainnya, aku jadi lebih sering menyakiti diriku sendiri, karena selalu menganggap bahwa perasaan orang lain dan kepentingan bersama itu lebih penting dari perasaan dan kepentinganku sendiri. Tapi, meskipun gak enakan, beberapa orang juga mungkin akan mengatakan bahwa aku egois. Ketahuilah, sebenarnya gak ada niatan sama sekali untuk bersikap demikian, tapi ada beberapa hal yang tak mungin aku jelaskan, sehingga memutuskan sesuatu sendirian. Sejujurnya, aku juga merasa bersalah karena tak dapat menjabarkan setiap alasan. Mungkin ada yang berpikir, “kok bisa sih, gak enakan tapi berbuat seenaknya?” hmmm, bagaimana ya, aku rasa manusia memang memiliki keduanya, hanya saja salah satu biasanya lebih mendominasi. 

Selanjutnya adalah aku mudah tersinggung, tetapi tak banyak yang sampai mengambil hati. Yap, begitulah. Satu hal yang aku percaya, mudah tersinggung adalah sifat alami manusia, sedangkan mengenai apakah hal tersebut sampai diambil hati atau tidak, itu adalah kuasa manusia. Aku bisa saja merasa tersinggung dan sakit hati oleh seseorang, tapi beberapa detik kemudian aku sudah tak lagi memikirkannya dan kembali lagi bersikap biasa pada orang tersebut. Kukira, beberapa orang memang kadang tak sengaja, meskipun yang lainnya kadang melakukannya dengan sengaja. 

Hmmm, kira-kira apalagi, ya? 

Oh ya, ini salah satu hal yang agak penting mengenai kepribadianku. Aku suka berada di keramaian, suka berada di antara orang-orang, suka berbincang bersama mereka, bermain bersama, bersenang-senang bersama, aku suka segala hal di mana ada orang lain di dalamnya, sayangnya bukan untuk jangka waktu yang terlalu lama. Aku perlu waktu untuk menikmati hidupku tanpa ada yang lainnya, aku perlu waktu untuk berdialog dengan diriku sendiri, aku perlu waktu untuk memahami diriku sendiri. Aku memang berteman dengan sunyi, tapi bukan berarti aku menyukai sepi. Tidak sama sekali. Aku butuh waktu sendirian untuk kembali mengumpulkan energi agar dapat kembali menjadi bagian dalam sebuah perkumpulan. 

Nah, barangkali itulah yang bisa kutuliskan tentang diriku yang aku kenal. Percayalah, satu-satunya orang yang paling mengenal kita adalah diri kita sendiri, walau kadang kebimbangan menghampiri. 

Mungkin di luar sana ada yang sama sepertiku, aku hanya ingin menyampaikan bahwa segalanya baik-baik saja.

Semoga tulisan ini sesuai dengan tema hari ini ya, wkwk. Semoga kita semua senang, selalu senang, dan akan selalu senang~




Tak sehalus awan
Apalagi selembut semilir angin 
Hanya setangkai mimosa pudica
Kecil yang ciut dan mudah layu

Lazuardi, 
Jangan risau karenanya
Sebab tak akan lama
Aku akan kembali seperti sediakala
Kuharap matamu masih sudi melihatnya

Lazuardi, 
Sekilas pun tak terlintas dalam pikiran 
Untuk bersembunyi sendirian 
Namun takdir sudah terukir 
Mimosa pudica menarik diri dengan mahir


Lebih Baik Buku Fisik atau Buku Digital?

Untuk memperingati Hari Aksara Internasional, aku akan membahas suatu topik yang akhir-akhir ini selalu hangat diperbincangkan. Pastinya topik tersebut berkaitan dengan aksara dan literasi. Kira-kira apa, ya? (padahal di judul sudah ditulis wkwk). 

Yap, tak lain dan tak bukan, topik tersebut adalah perihal pertanyaan tentang lebih baik buku fisik atau buku digital. Seiring berkembangnya zaman, pesatnya perkembangan teknologi tak dapat dihindari. Banyak terobosan baru hadir dengan tujuan untuk membuat kehidupan menjadi lebih efektif dan efisien, salah satunya yaitu dengan adanya perkembangan dari buku fisik (cetak) ke buku digital. Hmmm, jadi kamu tim mana nih? Tim buku fisik, tim buku digital, atau tim dua-duanya? Jangan sampai bukan tim keduanya ya, wkwk. 

Aku sendiri termasuk ke dalam golongan manusia yang nyaman dan suka sekali dengan keduanya. Bagiku, buku fisik maupun buku digital memiliki kelebihan dan kekurangannya tersendiri. Jadi menurutku, semuanya hadir dengan porsi yang pas dan saling melengkapi. Setara. Mungkin beberapa dari kalian yang berbeda kubu denganku dan mungkin tidak setuju dengan pernyataanku, itu sah-sah saja. Setiap orang memiliki selera yang berbeda, hehe.

Dari segi kelebihan, buku fisik memiliki aroma khas yang dapat menenangkan pikiran kita dan buku fisik juga bisa dipeluk-peluk. Membaca buku fisik juga lebih mudah fokus. Kelebihan lainnya adalah bisa dikoleksi, lebih estetis dan bisa disumbangkan juga, lho. Sementara itu, kelebihan buku digital adalah mudah dibawa kemana pun kita pergi. Tentunya gak menyita banyak ruang dan lebih ringan dibawa. Biasanya buku digital juga harganya lebih murah dari buku fisik, bahkan ada juga yang bisa kita akses secara gratis, lho. Selain itu, buku digital lebih ramah lingkungan, kawan.

Untuk kekurangannya, buku fisik biasanya harganya lebih mahal, menyita banyak ruang dan gak praktis, serta kurang ramah lingkungan. Sedangkan kekurangan buku digital adalah tidak terlalu nyaman di mata (matanya jadi mudah lelah), tidak bisa dipeluk (ini sih sudah jelas), tidak ada aroma yang bisa dihirup dan ketika membacanya pun terkadang kita agak susah fokus. 

Nah, itulah kelebihan serta kekurangan dari buku fisik dan buku digital. Dua-duanya punya poin plus dan minus tersendiri, kan? 

Sekali lagi, menurutku dua-duanya istimewa dengan segala lebih dan kurangnya.

Menurutmu, gimana? 





Hidup yang Kita Keluhkan, Kisah yang Mereka Dambakan
Hidup yang Kita Keluhkan, Kisah yang Mereka Dambakan

Hidup ini lucu. Amat sangat lucu. Banyak hal yang tak pernah kita pikirkan, justru adalah yang paling membahagiakan. Kebahagiaan-kebahagiaan kecil yang datang dan membuat kita senang. Aku suka, suka sekali, dengan bagaimana Tuhan bekerja, dengan kata bahagia yang sama sekali tak pernah kuberniat untuk mengejanya. 

Hari ini aku menyadari satu hal penting lainnya. Satu hal yang mungkin sudah tak asing. Satu hal yang memang sebelumnya pernah kusebut-sebut dalam setiap kata yang aku suarakan maupun yang aku tuliskan. Satu hal yang berulang kusadari, tapi bahagianya selalu tanpa henti. 

Satu hal itu adalah kalimat klise yang sering kita semua dengar, tentang hidup yang kita keluhkan, ternyata merupakan kisah yang mereka dambakan. Aku bahagia, sekaligus dirundung rasa bersalah karena terkesan baru menyadari Rahmat-Nya. Aku terlalu banyak mengukur, kurang bersyukur. 

Selama ini banyak jalan kulalui dengan cemas hati dan ketakutan tanpa henti, banyak jalan yang membuatku berpikir bahwa percuma berlari jika pada akhirnya kaki ini tidak tahu di mana harus berdiri. Namun, kali ini aku merasa sesuatu lain menggelora di dalam jiwa, sebuah rasa yakin dan percaya. Kekuatan yang kudapatkan dari mereka yang hadirnya bahkan tak pernah kuminta. 

Di mata mereka, hidup yang kukeluhkan, ternyata merupakan kisah yang mereka dambakan. Aku tak tahu harus berkata apa, terharu dibuatnya. Dari sinilah, titik awal akan dimulai. Titik awal untuk mensyukuri segala apa yang terjadi dan dimiliki. 

Sifat alamiah manusia memang selalu merasa kurang, untuk itu kita perlu menengok ke arah lain agar mampu kembali menemukan rasa tenang.


Manfaat Menulis yang Harus Kita Ketahui

Kalo beberapa waktu lalu aku sempat menulis tentang manfaat membaca, kali ini aku akan menulis manfaat menulis. Gak bisa dipungkiri ya, menulis itu menjadi suatu hal yang akrab banget sama kehidupan sehari-hari kita. Pernah gak sih, kamu sehari saja gak menemui tulisan? Gak pernah, kan? Kecuali kalo kamu hidupnya di masa praaksara atau sedang melakukan pengasingan di hutan belantara. 

Apa saja si manfaat menulis itu? Emang menulis itu penting banget? Pertanyaan semacam ini pernah terlintas gak di pikiran kamu? 

Tahu gak sih, menulis itu sangat bermanfaat, terutama bagi kesehatan kita. Wah, kira-kira manfaatnya apa aja, ya? Yuk, simak poin-poin di bawah ini.


1. Meningkatkan Kreativitas

Menulis secara tidak langsung akan membuat tingkat kreativitas kita bertambah, lho. Dengan menulis, kita akan mencari dan menemukan ide. Bukan hanya itu saja, setelah kita mendapatkan ide, maka kita juga dituntut untuk mengolah ide tersebut menjadi sebuah pembahasan yang menarik untuk ditulis. Apalagi terkadang banyak sekali ide-ide baru yang berkaitan dengan topik yang kita bahas bermunculan begitu saja ketika kita sedang mengolah ide awal tersebut. Greget, kan? Topik yang kita bahas jadinya melebar ke sana kemari, sedikit ngawur dan banyak tidak jelasnya (kayak tulisan ini). Nah, disinilah ujian untuk kreativitas kita, karena kita dituntut untuk mengolah kembali ide-ide tersebut menjadi sebuah tulisan utuh. 

2. Tempat Menuangkan Emosi atau Perasaan

Dengan menulis kita dapat menumpahkan segala emosi yang kita rasakan tanpa ada hambatan. Senang, sedih, marah dan berbagai emosi lainnya yang tidak mungkin kita ceritakan kepada orang lain, akan lebih melegakan apabila kita tumpahkan ke dalam tulisan. Kepada kata-kata, kita akan jauh lebih terbuka dan jujur dalam bercerita. Bisa dicoba langsung ketika kamu merasa tidak ada satu pun orang yang mampu diajak berbicara. Tulis semua perasaanmu tanpa ragu. 

3. Memperkuat Daya Ingat

Ketika menulis otak kita pun ikut bekerja, jangan lupa! Bukan tangan saja yang kerja, hehe. Nah, jika otak kita sering digunakan, hal itu akan membuat otak kita terus bekerja dan menerima banyak informasi baru. Dengan begitu, otak akan selalu aktif dan daya ingat pun akan tetap aktif. Hal tersebut dapat mencegah atau mengurangi kepikunan. Salah satu bukti nyata yang aku rasakan dan berkaitan erat dengan hal ini adalah ketika aku menulis materi yang kupelajari, maka materi itu akan kuingat lebih lama, dibandingkan dengan materi yang kubaca saja.

4. Meningkatkan Kemampuan Berbahasa

Menulis membuat kita terlatih untuk memilah kata-kata mana saja yang pas untuk menuliskan apa yang kita maksud. Hal itu membuat kita terbiasa untuk berpikir sebelum menulis, tentang bagaimana baiknya topik itu kita sampaikan dan apakah bahasa yang kita gunakan telah sesuai dan mudah dipahami oleh orang lain. Secara tidak langsung, dengan rutin menulis kita jadi seorang pemerhati bahasa. Hal itu membuat kemampuan berbahasa kita jadi lebih meningkat. 

5. Menghasilkan Uang

Nah, menulis tidak hanya untuk sekadar keperluan tugas, hobi, dan bikin caption saja lho. Menulis juga dapat dijadikan suatu profesi. Yap, sudah banyak sekali profesi yang memerlukan keterampilan dalam menulis, misalnya jurnalis, content writer, penulis novel, dan profesi lainnya. Gak cuma buang-buang energi ya, hehe. 


Itulah beberapa manfaat menulis yang harus kita ketahui. Luar biasa, ya? Yuk, mulai sekarang rajin menulis! 


 

Mengenal Bookstagram

Bagi kalian pecinta buku, pasti sudah tidak asing lagi mendengar atau membaca istilah bookstagram. Nah, kalian udah tahu belum sih, apa itu bookstagram? Singkatnya, bookstagram adalah akun-akun di instagram yang rutin memposting segala hal yang berkaitan dengan buku. 

Apa saja sih yang biasanya diunggah oleh akun bookstagram itu? Macem-macem. Untuk fotonya sendiri, biasanya para bookstagram itu mengunggah potret buku-buku mereka dan pernak-pernik khas perbukuan, seperti bookmark. Ada juga yang menggunakan properti untuk mempercantik tampilan fotonya. Sementara itu untuk takarirnya (caption), beragam juga, lho. Ada yang menuliskan review buku, ada yang menulis quotes, ada yang curhat tentang masalah hubungan mereka dengan si buku, ada yang berisi buku-buku rekomendasi, dan masih banyak lagi hal lainnya. Pokoknya, bookstagram adalah tempatnya para pecinta buku menyalurkan rasa cintanya. 

Apa aja sih yang diperlukan untuk menjadi bookstagram? Hmmm, niat. Yap, yang paling utama adalah niat, tanpa niat semua itu tidak akan pernah terwujud. Aku sendiri sudah lama tertarik dengan bookstagram, sudah sejak beberapa tahun lalu, hanya saja mulai rutin memposting buku tuh baru beberapa bulan ini. Jujur, aku kaget dan seneng banget waktu balik lagi ke dunia bookstagram dan menemukan banyak akun bookstagram Indonesia baru yang kece-kece. Padahal, dulu tuh bookstagram Indonesia masih sedikit. Jadi nyesel gak mulai dari dulu, wkwk. Eh, sebenarnya aku termasuk bookstagrammer gak sih? Semenjak foto di akunku berubah jadi buku semua, anggap saja aku bookstagrammer ya, wkwk.

Hal utama lainnya adalah buku dan smartphone! Untuk bukunya sendiri, gak harus selalu buku fisik kok, buku digital juga oke. Oh ya, untuk berhemat, kamu juga gak perlu untuk selalu membeli buku terus-menerus, pinjam juga bisa, lho! Dan untuk memotret dan mengunggah bukunya, jangan lupa smartphone, wkwk. Smartphone saja, kamera tidak? Itu semua tergantung kepadamu~ tapi, kalo gak punya kamera, memotret menggunakan smartphone pun tak kalah bagus hasilnya. Aku sendiri juga menggunakan smartphone, kok. 

Apa manfaatnya menjadi seorang bookstagrammer? Banyaaak. Bookstagrammer atau orang-oang yang berada di balik akun bookstagram akan mendapatkan banyak manfaat, lho. Pertama, hobi kita dapat tersalurkan dengan baik. Kedua, akan mendapat banyak sekali informasi tentang dunia perbukuan, termasuk mendapat rekomendasi buku-buku bagus. Ketiga, kita dapat membantu meningkatkan minat baca orang-orang yang mengikuti atau tertarik dengan akun kita (percayalah, virus membaca itu menular~). Keempat, kita bisa mendapat banyak kenalan baru dan tentunya memiliki ketertarikan yang sama terhadap buku-buku, hal itu tentu saja membuat kita akan mudah berdiskusi tentang buku bersama mereka. Dan, masih banyak hal menyenangkan lainnya. Asyik banget, kan?

Kalo kamu tertarik sama dunia bookstagram, yuk segera mulai untuk membangun akunmu! Dijamin, hal ini bisa jadi media hiburan untukmu! Seru banget pokoknya.❤

Untuk mencari insiprasi dalam potret-memotret dan caption-nya, bisa kunjungi akun @bookstagramindonesia di sana banyak sekali foto-foto keren dari teman-teman bookstagram yang juga memiliki caption yang mampu membuat kita tertarik untuk membacanya sampai kata terakhir.

Jangan lupa mampir ke akunku ya, hihi

@deefesef


Itulah sekilas tentang bookstagram, semoga informasi singkat ini bermanfaat, ya. Mohon koreksinya juga jika ada kesalahan. 


Lazuardi: Melengkapi


Dari keraguan perlahan jadi pasti 
Kita bertaut layaknya langit dan matahari
Mencoba saling ada untuk melengkapi
Aku adalah air untukmu yang api
Kamu adalah ramai untukku yang sepi

Lazuardi, 
Tuhan menciptakanmu dengan segala cinta
Menjadikanmu manusia yang seolah tanpa cela
Menyempurnakan aku yang banyak kurangnya

Lazuardi, 
Birumu kini jadi warna kesukaanku
Warna yang kupikirkan sepanjang waktu
Sesuatu yang selalu kupandangi tanpa jemu

Lazuardi, 
Tetaplah di sana, di langit yang luasnya luar biasa. Menjadi atap bagi duniaku yang lebih berwarna, sejak kamu ada.
September


Ada waktu-waktu tertentu yang membuatku merasa utuh. Waktu yang aku suka, selalu, tak pernah tidak. Aku menyukai Desember, karena hujan, kenang dan tenangnya. Aku suka Juni, karena hujan juga hadir di sana, menemui bumi dengan amat romantis dan penuh harap. Dan, aku juga menyukai September karena cahaya matahari hangatnya dan daun-daun yang mulai kering dan berguguran.

Namun, di sini aku hanya ingin menuliskan tentang September. Aku tak tahu sejak kapan mulai menyukainya, tapi aku tahu bahwa ada sesuatu yang membuatku merasa bahagia setiap kali September tiba. Barangkali karena sinar matahari sedang indah-indahnya, dan pohon tak ragu melepas daun lama untuk menggantikannya dengan yang lebih indah kemudian. 

Dan sepertinya, yang paling kutunggu dari September adalah ketika daun-daun itu mulai menyerahkan dirinya sendiri pada tanah. Daun-daun itu mengerti bahwa ia harus siap mengalah demi pucuk-pucuk baru yang akan merekah. 

Di samping itu semua, tak lengkap rasanya bila berbicara tentang September tanpa menyebutkan namanya, seseorang yang darinya inspirasi bersumber. Aku tak yakin, apakah ia menyukai September seperti aku, atau lebih besar, atau mungkin juga tidak menyukainya sama sekali. Aku tak tahu pasti. 

Yang kutahu, dia seperti Pohon di September. Sebab, ia tak ragu melepas daun-daun lama yang mulai kehilangan pesona warnanya dan dengan sabar akan senantiasa menunggu daun baru yang pasti lebih indah dari daun lalu. Dan hal itu yang membuatnya lebih indah di mataku. Selain seperti pohon, ia juga seperti sinar matahari hangat yang hadir di pagi hari. Sinar yang tak ragu kutunggu, sebab bukan hanya hangatnya yang menarik bagiku, tapi juga warnanya yang cerah keemasan itu seolah mampu membiusku untuk terus menjadikannya sebagai candu. 

Dari itu semua, aku menginginkan satu; aku ingin dia tetap menjadi Septemberku yang tak banyak sendu. Aku berharap semoga dia seceria September, sekuat pohon melepaskan daun-daun di September, sehangat sinar matahari di September, dan seperti hal-hal baik lainnya yang hadir di September. 

September to remember. Forever. 


Kumpulan Quote dari Buku Karya Dee Lestari


Kali ini aku akan menuliskan quote dari buku-buku karya Dee Lestari. Dewi Lestari atau yang biasa disapa Dee adalah seorang penulis dan penyanyi asal Indonesia yang karyanya selalu berhasil membuat banyak orang jatuh cinta, dan aku pun sangat menyukai karya-karya beliau❤. Yuk, langsung saja di bawah ini kutuliskan quotenya.

“Jangan lumpuhkan aku dengan mengatasnamakan kasih sayang.” —Dee Lestari 

“Kalau saja hidup tidak berevolusi, kalau saja sebuah momen dapat selamanya menjadi fosil tanpa terganggu, kalau saja kekuatan kosmik mampu stagnan di satu titik, maka tanpa ragu kamu akan memilih satu detik bersamanya untuk diabadikan. Cukup satu.” —Dee Lestari

“Bukankah kita baru bisa bergerak jika ada jarak? Dan saling menyayang bila ada ruang? Kasih sayang akan membawa dua orang semakin berdekatan, tapi ia tak ingin mencekik, jadi ulurlah tali itu.” —Dee Lestari

“Semua perjalanan hidup adalah sinema. Bahkan lebih mengerikan. Darah adalah darah, dan tangis adalah tangis. Tak ada pemeran pengganti yang akan menanggung sakitmu.” —Dee Lestari

“Berhenti memilah antara apa yang diinginkan dan tidak, lalu stagnasi hanya karena anda berkeras atas sesuatu yang sebenarnya harus berubah. Berhenti juga menilai buruk dari apapun. Bahkan untuk itu anda hidup. Anda adalah pengamat dan penikmat. Bukan hakim.” —Dee Lestari

“Saya percaya setiap manusia dapat mewujudkan surga, neraka, berlaku seperti malaikat, dan menjadi iblis itu sendiri.” —Dee Lestari

“Perasaan ini, cukup besar untukku kuat berjalan sendirian tanpa harus kamu ada.”—Dee Lestari

“Segalanya terjadi tak terduga-duga. Hanya ada satu yang pasti dalam hidup, yaitu ketidakpastian. Hanya ada satu yang patut Anda harapkan datang, yaitu yang tidak diharapkan.” —Dee Lestari

“Ternyata hidup tidak membiarkan satu orang pun lolos untuk cuma jadi penonton. Semua harus mencicipi ombak.” —Dee Lestari

“Setiap pertaanyaan selalu berpasangan dengan jawaban. Untuk keduanya bertemu, yang dibutuhkan cuma waktu.” —Dee Lestari

“Menjadi kuat bukan berarti kamu tahu segalanya. Bukan berarti kamu tidak bisa hancur. Kekuatanmu ada pada kemampuanmu bangkit kembali setelah berkali—kali jatuh. Jangan pikirkan kamu akan sampai di mana dan kapan. Tidak ada yang tahu. Your strenght is simply your will to go on.” —Dee Lestari

“Terlalu banyak pilihan bisa memusingkan, tapi keterbatasan pilihan adalah penjara.” —Dee Lestari 

“Banyak hal yang nggak perlu kedengeran bunyinya, tapi kelihatan dari tindakannya.” —Dee Lestari

“Kadang-kadang pilihan yang terbaik adalah menerima.” —Dee Lestari

“Tiada yang lebih indah. Tiada yang lebih rindu. Selain hatiku. Andai engkau tahu.” —Dee Lestari

“Seseorang semestinya memutuskan bersama orang lain karena menemukan keutuhannya tercermin, bukan ketakutannya akan sepi.” —Dee Lestari

“Kamu hanya perlu menerima. Menolak, menyangkal, cuma bikin kamu lelah.” —Dee Lestari

“Aku sampai di bagian bahwa aku telah jatuh cinta. Namun, orang itu hanya mampu kugapai sebatas punggungnya saja.” —Dee Lestari

“Kamu ingin cinta. Tapi takut jatuh cinta. But you know what? Terkadang kamu harus terjun dan jadi basah untuk tahu air. Bukan cuma nonton di pinggir dan berharap kecipratan.” —Dee Lestari

“Kendati batas antara kebebasan dan ketidakpedulian terkadang saru.” —Dee Lestari

“Kalau bebas sudah jadi keharusan, sebetulnya bukan bebas lagi, ya?” —Dee Lestari

“Kenali kekuatan waktu, dalami pengetahuan hati, selami kekalnya doa.” —Dee Lestari

“Karena hati tak perlu memilih, ia selalu tahu kemana harus berlabuh.” —Dee Lestari

“Carilah orang yang nggak perlu meminta apa-apa, tapi kamu mau memberikan segala-segalanya.” —Dee Lestari

“Hati kamu mungkin memilihku, seperti juga hatiku selalu memilihmu. Tapi hati bisa bertumbuh dan bertahan dengan pilihan lain. Kadang, begitu saja sudah cukup. Sekarang aku pun merasa cukup.” —Dee Lestari

“Kadang-kadang langit bisa kelihatan seperti lembar kosong. Padahal sebenarnya tidak. Bintang kamu tetap di sana. Bumi hanya sedang berputar.” —Dee Lestari

“Tanpa kekosongan, siapa pun tidak akan bisa memulai sesuatu.” —Dee Lestari


Beranjak Dewasa dan Merasa Belum Memiliki Cita-cita


Pernah gak sih kamu berpikir tentang suatu hal sampai membuatmu ingin menangis? Berpikir tentang usiamu yang semakin hari semakin bertambah, kamu mulai beranjak dewasa, tapi ada sesuatu yang selalu mengganjal di kepala dan cukup menyiksa, yaitu perihal cita-cita. Kamu belum memilikinya. Belum memilikinya.

Sebelum membahas lebih lanjut, apa sih cita-cita?

Makna cita-cita di KBBI adalah: keinginan (kehendak) yang selalu ada di dalam pikiran.

Sesuatu yang terdengar sepele, tapi ternyata bisa membuatmu bingung setengah mati (agak berlebihan memang). Apalagi ketika dihadapkan dengan pertanyaan dari orang-orang di sekitar. Tak dapat dipungkiri bahwa pasti kita akan mendapatkan pertanyaan, “kamu mau jadi apa?”

Jujur, aku selalu bingung setiap kali ada yang melayangkan pertanyaan itu. Aku tahu apa yang aku inginkan, tapi apakah hal itu bisa disebut cita-cita? Aku bingung. Sulit sekali rasanya mengatakan apa tujuan kita, apa yang ingin kita raih, namun jauh di lubuk hati, kita percaya bahwa ada sesuatu yang ingin kita wujudkan. Rumit banget ya hidup.

Dulu waktu kecil, aku selalu berpikir bahwa dengan beranjak dewasa aku akan lebih mudah mewujudkan segala cita, tapi nyatanya malah sebaliknya. Justru, kini aku dilanda kebingungan yang begitu dahsyat, sampai aku tak tahu lagi caranya untuk mengungkapkan apa yang sebenarnya aku inginkan. Waktu kecil, setiap kali mendengar pertanyaan tentang cita-cita, tak perlu waktu yang lama untuk menjawabnya, “Ingin jadi guru.” itulah yang dengan lantang aku suarakan. 

Lucu ya, waktu kecil kita akan dengan mudah mengatakan bahwa kita ingin menjadi guru, ingin jadi dokter, ingin jadi pilot, dan beberapa profesi yang saat itu kita anggap keren. Berbeda sekali dengan sekarang, kita hanya bisa merenung ditemani rasa bingung. Serius, ini benar-benar menjengkelkan kalo kita mencoba untuk terus memikirkannya. Usia sudah menjadi tuntutan utama untuk mengejar cita-cita, tapi sayangnya cita-cita saja kita belum punya. Mau gimana, coba? Wkwk. 

Sebenarnya saat ini, saat menulis ini, aku gak tahu aku lagi nulis apa. Segala perihal cita-cita jadi buram warnanya. Tapi, ada satu hal yang aku percaya, setiap orang pasti pernah mengalami hal serupa, aku tak sendirian menghadapinya. Dan aku juga percaya bahwa waktu akan menjadi jawabnya. Akan selalu ada jawab bagi setiap tanya, walau kadang kita tidak menyadarinya. Mungkin sekarang belum waktunya, tapi nanti kita pasti akan menemukannya. Dan, aku pun bersyukur karena orang-orang di sekitarku tak pernah memaksaku untuk menjadi seperti yang mereka inginkan. Mereka selalu mendukung apapun keputusan yang aku pilih. 

Beranjak dewasa dan merasa belum memiliki cita-cita bukan berarti dunia tak berpihak pada kita, hanya perlu percaya bahwa semua ada waktunya. Kapan? Secepatnya. Yang kita perlu hanya melakukan sesuatu yang kita suka dan menekuninya, agar kita selangkah lebih dekat untuk menggapai cita-cita. 

 


Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

TEMUKAN SAYA

TERPOPULER

  • BerbicaraTentangBuku: Floating in Space karya Naela Ali
  • BerbicaraTentangBuku: Tempat Paling Liar di Muka Bumi karya Theoresia Rumthe dan Weslly Johannes
  • Tentang Rasa Takut
  • Mengenang Masa Kecil Lewat Majalah Bobo
  • BerbicaraTentangBuku: Angin Bersyair karya Andrei Aksana
  • Belanja Buku Online di Shopee Mizan Jakarta (mbcjakarta), Untung Besar!
  • September
  • Cara Membedakan Buku Asli dan Bajakan
  • Rectoverso
  • Cara Mengatasi Rasa Jenuh Saat Membaca

KATEGORI

  • #30DaysWritingChallange 10
  • Cerita 24
  • Cerita Bersambung 2
  • DAY 1 : Describe your personality 1
  • Lazuardi 2
  • Puisi 5
  • Serba-serbi Perbukuan 15
  • Tentang Film 5
  • Tentang Kehidupan 42
  • Ulasan Buku 18
Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
deefesef
Hi, Devi di sini! Menuliskan apa yang tidak akan pernah dia baca, juga menulis tentang berbagai rasa dan tanya, serta banyak hal lainnya. Temui saya di : @deefesef (Instagram)
Lihat profil lengkapku

ARSIP

  • ►  2025 (1)
    • ►  Oktober (1)
  • ►  2023 (1)
    • ►  Juli (1)
  • ▼  2020 (85)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (7)
    • ▼  September (27)
      • Belanja Buku Online di Shopee Mizan Jakarta (mbcja...
      • Lazuardi: Selesai
      • About Best Friend
      • Kumpulan Quotes dari Novel Pride and Prejudice Kar...
      • Lazuardi: Lebih Baik Selesai
      • Tulisan Tentang Kebahagiaan
      • Kekuatan Musik dalam Kehidupan
      • Rectoverso
      • Mengenang Masa Kecil Lewat Majalah Bobo
      • Lazuardi: Langit dan Bumi
      • Untuk yang Tetap Memilih Sendiri
      • Tentang Kami
      • Film Pendek di Disney+ Hotstar yang Wajib Kamu Ton...
      • Neverland dan Moors
      • Setelah Menonton Film Rentang Kisah
      • A Lovely Memory
      • Hal Terbahagia
      • Diriku yang Aku Kenal
      • Lazuardi: Mimosa Pudica
      • Lebih Baik Buku Fisik atau Buku Digital?
      • Hidup yang Kita Keluhkan, Kisah yang Mereka Dambakan
      • Manfaat Menulis yang Wajib Kamu Ketahui
      • Mengenal Bookstagram
      • Lazuardi: Melengkapi
      • September
      • Kumpulan Quotes dari Buku Karya Dee Lestari
      • Beranjak Dewasa dan Merasa Belum Memiliki Cita-Cita
    • ►  Agustus (16)
    • ►  Juli (7)
    • ►  Juni (8)
    • ►  Mei (9)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (4)
  • ►  2019 (13)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2018 (5)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  Januari (1)
  • Beranda
  • Rangkaian Kata
  • Ulasan Buku

© - Devi Sofiyanti | Designed by OddThemes